Cerita Jokowi Soal Paloh, Satu-satunya Ketum Partai Dipayungi Presiden

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Senin, 26 Agu 2024 00:00 WIB

Presiden Joko Widodo bercerita pernah memayungi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di tengah hujan deras. Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kanan) mengalungkan Medali Kepeloporan kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) saat Upacara Penganugerahan Tanda Kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8). (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo bercerita pernah memayungi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di tengah hujan deras.

Ia menyebut Paloh merupakan satu-satunya ketum parpol nan pernah dia payungi selama kepemimpinannya 10 tahun sebagai presiden.

"Setelah saya ingat-ingat, baru satu ketua partai nan selama 10 tahun ini dalam keadaan hujan dipayungi oleh presiden," kata Jokowi dalam pembukaan Kongres ke-III NasDem, Jakarta, Minggu (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut kala itu hujan turun begitu derasnya. Baju Paloh pun basah tak terhindarkan.

"Karena terlalu basah bajunya, beliau agak masuk angin," ucapnya.

Jokowi mengatakan hubungannya dengan Paloh juga melangkah baik dan dekat satu sama lain.

Ia mengakui mereka memang kerap berbeda pendapat. Keduanya pun saling mengerti bahwa perihal itu lumrah dalam politik.

"Ketua partai nan banyak paling banyak berjumpa dan berbincang dengan saya adalah Pak Surya Paloh. Partner obrolan politik saya nan paling banyak kami berganti pikiran mengenai masa depan bangsa," ucapnya.

Dalam pidatonya, Jokowi juga sempat menyinggung ada pihak nan datang beramai-ramai dan pergi meninggalkan ketika hendak pergi.

"Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai," kata Jokowi.

Jokowi tak menjelaskan pihak nan dia maksud dalam pidatonya tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa Surya Paloh dan NasDem takkan melakukan demikian.

Ia juga menyinggung pernah mencapai kesepakatan, hanya berselang sepekan, kesepakatan itu berubah.

Jokowi menyebut itu merupakan suatu perihal nan lumrah dalam politik. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan.

"Saya pernah salaman hari ini salaman, sepakat, lampau seminggu kemudian beda. Enggak apa-apa, saya kira sangat bagus," kata Jokowi dalam pidatonya.

(mnf/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional