Izin Keluar Pondok Beli Makan, Santri di Makassar Tewas Dikeroyok

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Makassar, CNN Indonesia --

Seorang santri inisial RA (15) di Makassar, Sulawesi Selatan tewas usai dianiaya oleh tiga remaja. Ketiga pelaku yakni, AR (15), HA (14) dan RF (14)  menganiaya korban ketika nongkrong di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Ir Sutami.

"Awalnya melakukan penganiayaan terhadap rekan korban tetapi korban melerai. Korban sedang duduk sembari makan snack di atas jembatan penyeberangan tersebut, tiba-tiba datang 3 pelaku," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, Kamis (3/10).

Pada saat itu, kata Devi, para pelaku pun jengkel lantaran direlai lampau menganiaya korban hingga tidak sadarkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena melerai itu korban jadi sasaran oleh tiga orang tersebut dan untuk saat ini korban meninggal dunia," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku tidak mengenal korban. Pelaku hanya mempunyai dendam kepada santri lainnya di pondok pesantren nan sama dengan korban.

"Keterangan pelaku seperti itu. Tapi untuk motif tetap kita kembangkan," tuturnya.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi ketika korban berbareng dua rekannya izin keluar dari pondok pesantren untuk membeli makanan, Senin (30/9). Sekitar pukul 23.00 WITA, korban berbareng rekannya singgah di atas JPO Jalan Ir Sutami Makassar dan berjumpa dengan para pelaku.

"Korban dan dua temannya minta izin keluar pondok malam-malam jam 11, cari makan alasannya lampau dia nongkrong di jembatan penyeberangan itu di atas di dekat SMA 6 terus ada beberapa orang nan nongkrong juga di situ," kata Pembina Pondok Pesantren Ahlul Qur'an Makassar, Asyraf kepada wartawan.

Asyraf menuturkan para pelaku sempat menanyakan asal sekolah korban, lampau langsung menganiaya korban hingga tak sadarkan diri. Mengetahui korban berasal dari pondok pesantren para pelaku menyuruh dua rekan korban untuk membawa korban kembali ke pondok pesantren.

Setibanya di pondok pesantren, kata Asyraf, korban dalam kondisi tak sadarkan diri langsung dibawa ke rumah sakit. Namun korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

"Dia dibawa ke pondok nan bawa temannya. Waktu saya periksa sudah tidak ada, saya turun ke kamar, saya menelpon ke pimpinan, setelah menelpon ketua langsung saya bawa ke rumah sakit," ungkapnya.

Akibat penganiayaan tersebut, kata Asyraf, korban mengalami luka lebam dan memar di bagian kepala.

"Lukanya di kepala, mungkin lantaran jatuh ada memar. Korban sudah tiga tahun lebih di pesantren," jelasnya.

(mir/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional