TEMPO.CO, Jakarta - Zabidi girang bukan kepalang ketika mengetahui nyaris seluruh sapi dagangannya nyaris lenyap terjual pada Idul Adha tahun ini. Dari 500 ekor sapi, pedagang asal Pati, Jawa Tengah, itu menyatakan 99 persen di antaranya ludes diborong para pekurban. Omzet penjualan nan dibukukan Zabidi tembus hingga Rp 9 miliar.
Sapi-sapi itu terdiri dari beragam jenis. Zabidi menuturkan, sebagian besar sapi kurban dagangannya berasal dari jenis bali. Namun, dia juga menjual sapi-sapi jenis lain, seperti limosin, bima, kupang, dan peranakan ongole (PO). “Kami jualan sejak lima bulan sebelum Idul Adha,” ujar Zabidi saat dihubungi Tempo, Selasa malam, 18 Juni 2024.
Pria berumur 47 tahun itu mengaku sudah lima tahun berdagang sapi. Bisnis ini dia mulai usai hengkang dari pekerjaan lamanya di pelabuhan pada 2018. Untuk menjangkau penjual, dia bekerja sama dengan para reseller atau mitra.
Awalnya dia memulai upaya dengan hanya satu kandang di Citayam, Bogor. Seiring melangkah waktu, dia membuka kandang di Pancoran Mas, Depok dengan menyewa dari pemerintah daerah.
Juragan sapi itu menuturkan, hasil penjualan tahun ini lebih baik dibandingkan Idul Adha lampau lantaran saat itu banyak sapi kandas terjual. Musababnya, dia mengirimkan sapi sebanyak-banyaknya kepada mitranya mengikuti permintaan pasar.
Alih-alih meraup untung besar, Zabidi mendapati sapi-sapi-sapi itu justru sakit lantaran kurang perawatan. “Sapi bali butuh perawatan ekstra,” kata dia.
Iklan
Tak mau mengulangi cerita pahit, Zabidi membikin kesepakatan dengan mitranya untuk mengurangi kuota pengiriman sapi. Ketimbang sakit dan akhirnya tak laku, pikir Zabidi, lebih baik sapi-sapi itu tak langsung dikirim ke pasar. Dia hanya bersedia mengirimkan sapi kepada mitra asal mereka mempunyai kandang permanen.
Kepada para pengguna sapinya, Zabidi mematok nilai sapi bervariasi, mulai dari Rp 13 juta hingga paling mahal Rp 50 juta per ekor. Harga itu tergantung dari besar dan berat sapi. Adapun sapi termahal adalah sapi terberat dan terbesar, ialah sapi limosin. “Limosin itu sapi pejabat,” kata Zabidi, merujuk kepada pembeli sapi jenis itu nan umumnya merupakan pejabat.
Di antara para pejabat itu, dua di antaranya merupakan pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Mereka ialah Direktur Jenderal Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pung Nugroho Saksono namalain Ipung. Mereka masing-masing membeli sapi jenis bali dan limosin, dengan nilai di kisaran Rp 30 juta.
Saat ini, Zabidi mengelola dua kandang untuk merawat sapi-sapinya. Satu di Kampung Raga Mukti, Desa Citayam, Kecamatan Tajur Halang, Bogor. Lainnya di Jalan Caringin, Gang Jagal Kup, Kelurahan Rangkapan Jaya Pancoran Mas, Depok.
Pilihan Editor: Cerita Zuli nan Sumringah Sapinya Dibeli Jokowi untuk Kurban: Jenis PO, Berat Hampir 1 Ton, Harga Rp 100 Jutaan