Covid di Singapura Melonjak, RI Belum Terapkan Pembatasan Perjalanan

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia menegaskan sejauh ini belum ada urgensi pembatasan perjalanan ke Singapura, kendati Negeri Singa itu tengah mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19) akibat subvarian KP.2 dan KP.2.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut situasi dan kondisi kedua negara tetap aman. Pertimbangan itu menurutnya juga merujuk pada info nan dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura.

"Berdasarkan penilaian akibat nan ada saat ini, belum ada urgensi untuk melakukan pembatasan perjalanan dari alias ke Singapura," kata Syahril dikutip dari situs resmi Kemenkes, Kamis (23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syahril, situasi Covid-19 di Indonesia tetap terkendali sehingga belum ada urgensi pemerintah untuk melakukan pembatasan mobilitas warga.

Namun, Kemenkes RI melalui Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) menurutnya bakal tetap melakukan skrining untuk pelaku perjalanan, termasuk dengan menerapkan aktivitas surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di pintu masuk Indonesia.

"Situasi transmisi Covid-19 tetap terkendali. Jadi, sekarang ini belum memerlukan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat meskipun ada lonjakan kasus," kata dia.

Lebih lanjut, Syahril menjelaskan status endemi bukan berfaedah Covid-19 telah hilang, melainkan berada dalam situasi nan terkendali. Artinya, tetap ada kemungkinan munculnya jenis alias subvarian baru nan berpotensi menyebabkan peningkatan kasus alias kematian.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, menggunakan masker jika sakit termasuk di kerumunan alias transportasi. Selain itu, masyarakat diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada golongan berisiko.

Kemudian, bagi masyarakat nan hendak berjalan keluar wilayah alias ke luar negeri diimbau dapat mengikuti protokol kesehatan nan diterapkan di wilayah nan dituju.

"Kami selalu menyampaikan di media-media publikasi Kemenkes, bahwa Covid-19 belum hilang, dan kita kudu belajar untuk hidup berbareng dengan Covid-19," ujar Syahril.

"Ditambah jenis nan bergerak saat ini (KP.1 dan KP.2), tingkat penularan nan rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan kudu tetap kita jaga," imbuhnya.

(khr/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional