Daftar Kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi: Soal Cadar hingga Agama

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi kembali mendapat sorotan usai Paskibraka Nasional 2024 wanita berakidah Islam nan awalnya sudah berhijab justru kudu melepas jilbab ketika prosesi pengukuhan pada Selasa (13/8) lalu.

BPIP sebagai penanggung jawab Paskibraka Nasional dihujani kritik habis-habisan oleh ormas keagamaan Islam maupun oleh warganet imbas polemik ini.

Yudian pun mengakui adanya patokan personil Paskibraka wanita lepas jilbab dilakukan saat pengukuhan Paskibraka dan pengibaran bendera Merah Putih pada upacara Kenegaraan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di luar aktivitas Pengukuhan Paskibraka dan Pengibaran Sang Merah Putih pada Upacara Kenegaraan, Paskibraka putri mempunyai kebebasan penggunaan jilbab dan BPIP menghormati kewenangan kebebasan penggunaan jilbab tersebut," kata Yudian.

Bukan kali ini saja BPIP di bawah ketua Yudian menuai kritik keras dari publik imbas kebijakan maupun ucapannya. Yudian memang dikenal sebagai sosok nan kontroversial. Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini sempat membikin pelbagai keputusan maupun pernyataan nan memantik kritik keras dari publik.

CNNIndonesia.com telah meringkas beberapa pernyataan maupun keputusan Yudian nan menuai kontroversi di tengah publik:

Larang penggunaan cadar di kampus

Ketika menjabat Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Yudian pernah membikin kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswinya di kampus di medio 2018 lalu.

Aturan itu tertuang dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tentang pembinaan mahasiswi berjubah nan dikeluarkan Februari 2018.

Aturan ini pun mendapat protes dari banyak pihak. Yudian menjelaskan, kampus UIN telah membentuk tim konseling alias pendampingan bagi mahasiswi nan menggunakan cadar. Mereka bakal dibina dalam tujuh tahapan.

Usai tuai banyak protes dan kritik, pihak kampus pun akhirnya mencabut larangan penggunaan cadar pada 10 Maret 2018.

Ucap 'agama musuh besar Pancasila'

Pada Februari 2020 lalu, Yudian Wahyudi pernah menyampaikan pernyataan nan membenturkan kepercayaan dengan Pancasila tak lama setelah dilantik sebagai Kepala BPIP. Ia mengatakan ada golongan nan mereduksi kepercayaan sesuai kepentingannya sendiri nan tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

"Si Minoritas ini mau melawan Pancasila dan menyatakan dirinya sebagai mayoritas. Ini nan berbahaya. Jadi jika kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," kata Yudian.

Ucapan itu sontak memicu kritik dari masyarakat. Pernyataan tersebut memancing perbincangan di Twitter. Netizen meramaikan perbincangan soal Pancasila dan mempopulerkan tagar #BubarkanBPIP.

Tak hanya itu, sejumlah organisasi mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU, hingga sejumlah politikus, mempertanyakan pernyataan tersebut.

Politikus PKS Hidayat Nur Wahid juga menganggap pernyataan Ketua BPIP radikal dan historis. Sebab, Bung Karno dan Presiden Suharto saja tidak menjadikan kepercayaan musuh Pancasila.

Imbas dari kejadian itu, Yudian memilih berakhir menyampaikan pernyataan kepada media massa selama kurang lebih setahun. Gantinya, dia menunjuk ahli bicara.

BPIP di bawah kepemimpinan Yudian sempat mengadakan lomba penulisan tulisan dengan mengangkat dua tema ialah 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam' di Bulan Agustus 2021 lalu.

BPIP menggelar lomba ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo mengatakan pilihan tema tersebut menyesuaikan dengan konteks Hari Santri. BPIP memandang pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam menyikapi cinta tanah air.

"Sekarang ini dalam rangka bulan santri, maka bulan santri tema-temanya disesuaikan dengan tema-tema Hari Santri. Ini juga kan bikin lomba nan sama untuk hari besar keagamaan. Bersifat universal," kata Benny saat dihubungi, Jumat (13/8).

Lomba ini juga memicu polemik dari beragam kalangan. Kritik keras juga disampaikan ustadz asal Sumatera Barat Anwar Abbas. Ia justru menyarankan agar BPIP dibubarkan. Dia menilai Lembaga ketua Megawati Soekarnoputri itu tidak mempunyai kepekaan sosial di tengah pandemi Covid-19.

Pakai TikTok sosialisasi Pancasila

Yudian juga sempat berencana menggunakan sejumlah platform media sosial (medsos) untuk menyosialisasikan Pancasila ke generasi muda. Platform media sosial nan bakal digunakan mulai dari Youtube, Blog, hingga Tiktok di medio awal 2020 lalu.

"Alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya medsos nan sekarang digital lah. Digital mode ini kita pakai, sehingga kelak bakal ada, ya termasuk Tiktok segala macam itu," kata Yudian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).

Banyak pihak kemudian ada nan mencibir rencana tersebut. Yudian mengatakan langkah itu diambil untuk menjawab permintaan Presiden Joko Widodo nan mau BPIP konsentrasi kepada generasi milenial.

(rzr/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional