TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengerahkan para anak buahnya untuk membikin kampanye positif gambaran pemerintah selama sepuluh tahun terakhir. Berbagai narasi positif pemerintahan Jokowi dirancang untuk tayang di beragam media sosial sejak 1 sampai 20 Oktober 2024 alias hingga Jokowi lengser.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa Jokowi secara langsung mengeluarkan perintah kampanye keberhasilan itu. Adapun rencana menggaungkan klaim keberhasilan Joko Widodo muncul dalam rapat kabinet terakhir di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Jumat, 13 September 2024.
”Setiap kementerian ditugasi mengglorifikasi capaiannya dalam 10 tahun,” katanya. “Masak, selama sepuluh tahun enggak ada sisi baik Jokowi?” ujar Budi Arie.
Menurut laporan Majalah Tempo berjudul “Duit Besar Glorifikasi Jokowi” edisi Minggu, 13 Oktober 2024, tugas untuk menggaungkan pencitraan Jokowi diserahkan kepada Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Selain itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi turut mengambil peran lewat Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.
Narasi kampanye gambaran positif Jokowi juga diwujudkan dalam beragam bentuk. Misalnya, ada buletin organik di media massa nan didistribusikan oleh Kemkominfo. Selain itu, terdapat beberapa kitab nan mengangkat tema satu dasawarsa kepemimpinan Jokowi.
Lembaga pemerintah dan wilayah juga merilis video berdurasi 30, 60, hingga 90 detik. Di media sosial, kampanye ini didukung oleh influencer alias figur berpengaruh. Berikut adalah daftar narasi nan digunakan untuk memoles gambaran Jokowi.
1. Pembangunan nan Indonesia-sentris
Salah satu narasi nan digaungkan untuk memoles gambaran positif jokowi adalah keberhasilan mendorong pembangunan nan Indonesia-sentris, serta masifnya pembangunan infrastruktur. Jokowi diklaim membangun lebih dari 2.800 kilometer jalan tol hingga membangun 27 bandar udara.
2. Indonesia Berhasil Menghadapi Krisis Ekonomi Global
Narasi lain nan disebar adalah narasi Indonesia sukses mentas dari krisis ekonomi dunia akibat Covid-19, perang Rusia-Ukraina serta bentrok Israel-Palestia. Ada juga klaim nan menyebut kenaikan produk domestic (PDB) mencapai lebih dari US$ 500 miliar selama 2014-2023. Padahal faktanya, PDB per kapita era Jokowi rata-rata tumbuh 7,04. Sedangkan era Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2013) rata-rata 14,9 persen.