TEMPO.CO, Jakarta - Politikus sekaligus Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menggelar sayembara untuk menemukan buronan kasus korupsi, Harun Masiku. Ia geram bertahun-tahun buronan itu tidak ditangkap dan siap menyediakan bingkisan Rp8 miliar bagi nan menemukannya.
“Apa salahnya saya memberikan itu (uang Rp8 miliar). Partisipasi publik, itu duit pribadi,” kata Maruarar Sirait ditemui wartawan di Stasiun Manggarai, Jakarta usai mengunjungi aset Perumnas dan PT KAI, pada Rabu, 27 November 2024.
Menurut Ara, sapaan akrabnya, negara tidak boleh kalah dengan koruptor. Ia menilai tidak boleh ada satu orang pun nan kebal norma di Indonesia. “Lama nggak ada perkembangan, saya ambil inisiatif pribadi boleh dong,” ujarnya.
Lebh lanjut, mantan politikus Partai PDI Perjuangan ini menganggap masyarakat merespons positif inisiatif nan dia lakukan. Langkah ini, kata dia, bisa membikin kasus ini kembali menjadi perhatian lagi.
“Kok orang itu dahsyat sekali sih, berapa tahun nggak ketemu, nggak ada jejaknya. Nah sekarang rumor ini terbuka lagi, hangat lagi. Tentu wartawan bisa mencari bantuan, bisa dapat duit Rp8 miliar loh,” kata dia.
Sebagai informasi, Harun Masiku adalah tersangka kasus suap kepada pegawai negeri untuk penetapan personil DPR RI terpilih 2019-2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia telah menjadi buron alias masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) KPK sejak 17 Januari 2020.
Harun menjadi tersangka kasus suap terhadap Komisioner KPU 2017-2022 Wahyu Setiawan (W). Suap ini ditengarai agar Harun dapat menjadi personil DPR dari Fraksi PDIP, menggantikan Nazarudin Kiemas nan meninggal pada Maret 2019. Namun, Harun Masiku selalu mangkir dari panggilan interogator KPK hingga dimasukkan dalam DPO.
Defara Dhanya berkontribusi pada tulisan ini.