Dana Tabungan Perorangan September 2024 Tumbuh Tipis, Simpanan Korporasi Melejit jadi Rp 261 Triliun

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) membeberkan info biaya pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,7 persen secara year on year (yoy) di nomor Rp 8.434 triliun pada September 2024. Untuk segmen tabungan kategori korporasi nilainya mencapai Rp 261 triliun, tumbuh 19,2 persen yoy, naik signifikan dari Agustus nan hanya tumbuh 13,9 persen yoy.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan segmen tabungan kategori perorangan tumbuh 5,8 persen, naik tipis dari Agustus nan tumbuh 5,1 persen. Pada September 2024, nilai tabungan perorangan mencapai 2.465,8 triliun. Untuk kategori lainnya nan mencakup pemda hingga yayasan nilainya Rp 58,2 triliun.

“Relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya,” kata Ramdan dalam keterangan resminya, Selasa, 22 Oktober 2024.

Sementara itu, segmen giro  agak melambat pada September 2024 dengan pertumbuhan 8,0 persen, dibanding Agustus nan tumbuh 8,4 persen secara yoy. Giro korporasi September 2024 mencapai Rp 2.091 triliun sementara perorangan di nomor Rp 160,1 triliun.

Pada periode nan sama, segmen simpanan berjangka juga tumbuh agak melambat ialah 5,3 persen. Pada Agustus, pertumbuhannya mencapai 6,2 persen.

Iklan

Selain itu, BI mencatat penyaluran angsuran perbankan pada September 2024 mencapai Rp 7.510,9 triliun. Penyaluran angsuran korporasi besarnya mencapai Rp4.013 triliun sementara perorangan Rp 3.437,3 triliun.

“Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran angsuran pada September 2024 dipengaruhi angsuran modal kerja, angsuran investasi, dan angsuran konsumsi,” kata Ramdan.

Pertumbuhan angsuran modal kerja berasal dari sektor industri pengolahan, keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Kredit investasi berasal dari industri pengolahan dan sektor dan sektor listrik, gas, serta air bersih. Sementara itu, pertumbuhan angsuran konsumsi ditopang angsuran pemilikan rumah, angsuran kendaraan bermotor, dan angsuran multiguna.

Pilihan Editor: Utang Pinjol dan Pegadaian Meningkat, Ekonom INDEF: Masyarakat Kelas Bawah Tidak Bisa Makan Tabungan

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis