TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan sebanyak 49 persen kelas menengah mengalami penurunan daya beli, sedangkan 51 persen mengatakan tidak merasa menurun daya belinya. Dari 49 persen itu, sebanyak 85 persen mengatakan mereka mengalami penurunan daya beli lantaran kenaikan nilai kebutuhan pokok, seperti makanan, energi, dan transportasi.
“Ini nyaris setengahnya. Mereka berasal dari aspiring middle class (kelas menegah bawah),” kata Yuswohady, Managing Partner Inventure, dalam Press Conference secara daring Indonesia Industry Outlook 2025 berjudul tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Dari golongan 49 persen nan mengalami penurunan daya beli ini, sebanyak 85 persen mengalami penurunan daya beli lantaran kenaikan nilai kebutuhan pokok, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan sebanyak 52 persen, dan pendapatan nan stagnan 45 persen.
Sementara itu, dari responden nan mengaku mengalami penurunan daya beli ini, mereka juga menyebut telah memangkas pengeluaran rumah tangga. Juga pengeluaran untuk membership alias langganan (Netflix, Spotify, gym, dll), pembaharuan rumah dan produk skincare premium. Namun, golongan ini mengaku hanya memangkas sebagian mini pengeluaran mereka untuk membeli peralatan fesyen baru (baju, sepatu, tas, dll), makan di luar (restoran, kafe, dll), dan biaya pendidikan non-formal (kursus, privat, kelas yoga, dll).
“Makan lezat itu tidak dipangkas. Ini menunjukkan di Indonesia budaya kelas menegah, nongkrong menjadi penting,” kata dia.
Iklan
Survei ini melibatkan 450 responden nan berasal dari lima kota besar di Indonesia nan meliputi Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Responden ini juga berasal dari kelas menengah milenial dan Gen Z dengan metode survei wawancara langsung pada September 2024.
Dari sisi pengeluaran, sebanyak 79 persen responden berasal dari middle class-A2 dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 2,1-Rp 9,6 juta, sebanyak 14 persen responden dari aspiring middle class-B dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 900 ribu-Rp 2,1 juta, dan sebesar 7 persen responden berasal dari upper middle class-A1 dengan pengeluran di atas Rp 9,6 juta.
Pilihan Editor: Bank Danamon Ingatkan Risiko Praktik Gesek Tunai Kartu Kredit: Rawan Pencurian Data