Makassar, CNN Indonesia --
Calon gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto menyoroti utang Pemerintah Provinsi Sulsel di masa kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman sebesar Rp1,7 triliun.
"Utang Pemprov Sulsel Rp1,7 triliun, besar sekali," kata Danny dalam debat kedua Pilgub Sulsel 2024, Minggu (10/11) malam.
Danny menyebut tingkat ekonomi Provinsi Sulsel saat Sudirman sebagai gubernur di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,51 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi kita di bawah rata-rata nasional 4,51 persen, padahal nasional 5,05 persen, Makassar 5,31 persen. Kontribusi Makassar 34,67 persen, jika kita keluarkan Makassar dari Sulsel maka kerja-kerja pemerintah terdahulu hanya sekitar 2,9 persen," ujarnya.
Sementara calon Gubernur Sulsel nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman menanggapi soal utang Pemprov Sulsel sebesar Rp1,7 triliun tersebut dengan membahas soal Dana Bagi Hasil (DBH).
Menurut Sudirman, bahwa DBH tidak masuk dalam kategori utang pemerintah. Dalam skema pencairan DBH kepada pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota sering terlambat akibat siklus pencairan nan dilakukan tiap triwulan.
"Saya sampaikan pemerintah kudu mengerti nan mana biaya bagi hasil nan mana utang, tidak pernah diklasifikasi biaya bagi hasil sebagai utang," katanya.
Sudirman mengatakan setiap tiga bulan pada awal tahun seluruh pemerintah di Indonesia, arsip penyelenggaraan anggaran (DPA) baru tercipta pada bulan Februari.
"Kemudian seluruh pemerintah wilayah di Indonesia bulan Januari Februari Maret, DPA baru tercipta di bulan Februari, kemudian dibayarnya rata-rata adalah Maret," ujarnya.
Sudirman menyatakan sebelum berakhirnya masa jabatannya sebagai Gubernur Sulsel pada 5 September 2023, utang Pemprov ke pihak ketiga sudah berkurang.
"Saya tinggalkan pemerintahan saya bayar sampai bulan 6, kemudian ada fase. Infrastruktur dibayarkan terakhir tinggal Rp54 miliar. Sekarang bapak tahu, setelah satu tahun saya tinggalkan bisa hitung berapa ratus miliar nan sekarang terjadi, kita kudu mengerti sistem pemerintahan," tuturnya.
Sudirman pun mencoba meluruskan mengenai defisit anggaran Pemprov Sulsel nan menjadi perbincangan di masyarakat setelah dirinya meninggalkan kedudukan Gubernur Sulsel. Menurutnya, ada kekeliruan dalam memaknai defisit tersebut.
"Banyak rumor mengenai masalah defisit, tapi banyak nan tidak paham, saya luruskan saja mengenai masalah defisit. Kita perencanaan selalu dalam perkiraan standar internasional selalu ada plus minusnya 15 persen, saya kudu melebihkan," katanya.
Dalam debat itu, Sudirman menyinggung sisa lebih dari pembiayaan anggaran (Silpa) Pemkot Makassar nan terbilang cukup tinggi nan mencapai Rp700 miliar.
"Makanya terjadi di Makassar, apa nan terjadi selalu Silpa Rp 700 miliar, setiap tahun rata-rata Rp500 miliar dan sebagainya, artinya ada duit masyarakat nan tidak dibelanjakan oleh pemerintah," ujarnya.
(mir/fra)
[Gambas:Video CNN]