TEMPO.CO, Jakarta - Deflasi juga melanda Cina. Raksaka ekonomi kedua terbesar bumi setelah Amerika Serikat itu, menghadapi kelesuan pasar sehingga meningkatkan tekanan pada Beijing untuk segera meluncurkan lebih banyak langkah stimulus guna menghidupkan kembali anjloknya permintaan dan aktivitas ekonomi nan goyah.
Menteri Keuangan Lan Foan mengatakan dalam konvensi pers pada Sabtu, 12 Oktober 2024, bahwa bakal ada lebih banyak langkah mengatasi kelesuan tahun ini, tetapi para pejabat tidak memberikan rincian tentang ukuran alias waktu stimulus fiskal, nan diharapkan para penanammodal bakal meredakan tekanan deflasi.
Indeks nilai konsumen (CPI) naik 0,4% dari tahun sebelumnya bulan lalu, nan paling lambat dalam tiga bulan, dibandingkan dengan kenaikan 0,6% pada bulan Agustus, info dari Biro Statistik Nasional Cina (NBS) menunjukkan pada hari Minggu, meleset dari perkiraan kenaikan 0,6% dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.
Indeks nilai produsen (PPI) turun pada laju tercepat dalam enam bulan, turun 2,8% tahun-ke-tahun pada bulan September, dibandingkan dengan penurunan 1,8% pada bulan sebelumnya dan di bawah penurunan 2,5% nan diharapkan.
"Cina menghadapi tekanan deflasi terus-menerus lantaran permintaan domestik nan lemah. Perubahan sikap kebijakan fiskal seperti ditunjukkan oleh konvensi pers kemarin (Sabtu) bakal membantu mengatasi masalah tersebut," kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management.
Pemerintah Cina telah meningkatkan upaya stimulus dalam beberapa minggu terakhir untuk memacu permintaan dan membantu memenuhi sasaran pertumbuhan ekonomi sekitar 5 % untuk tahun ini, meskipun beberapa analis mengatakan langkah-langkah tersebut mungkin hanya meredam sementara dan tindakan nan lebih kuat diperlukan segera alias pelemahan dapat bersambung hingga tahun depan.
Bank sentral Cina pada akhir September mengumumkan langkah-langkah support moneter paling garang sejak pandemi Covid-19, termasuk beragam langkah untuk membantu menarik sektor properti keluar dari kemerosotan nan parah selama beberapa tahun, termasuk pemotongan suku kembang hipotek.
Analis dan penanammodal sekarang berambisi bahwa pertemuan parlemen Cina nan diperkirakan dalam beberapa minggu mendatang bakal mengungkap proposal nan lebih spesifik.
"Besarnya stimulus fiskal itu penting. Tindakan tegas diperlukan sebelum ekspektasi deflasi semakin mengakar," kata Zhang dari Pinpoint.
Investasi Domestik Berlebihan, Permintaan Lesu
Iklan
Namun, banyak pengamat Cina mengatakan Beijing juga perlu mengatasi masalah struktural nan lebih mengakar seperti kelebihan kapabilitas industri dan konsumsi nan lesu.
Investasi domestik nan berlebihan dan permintaan nan lemah telah menekan nilai dan memaksa perusahaan untuk mengurangi bayaran alias memecat pekerja guna memangkas biaya, nan selanjutnya melemahkan kepercayaan konsumen.
Inflasi inti, nan tidak termasuk nilai pangan dan bahan bakar nan bergejolak, berada pada nomor 0,1% pada bulan September, turun dari 0,3% pada bulan Agustus, nan juga mengisyaratkan bahwa tekanan deflasi meningkat.
Angka inti telah berada pada kisaran rendah di bawah 1,0% selama 20 bulan berturut-turut, nan mencerminkan kurangnya momentum dalam nilai dan kebutuhan untuk merangsang konsumsi, kata Bruce Pang, Kepala Ekonom dan Kepala Riset di Tiongkok Raya di JLL.
CPI tidak berubah dari bulan ke bulan, dibandingkan dengan kenaikan 0,4% pada bulan Agustus dan di bawah perkiraan kenaikan 0,4%.
Harga pangan naik 3,3% per tahun pada bulan September dibandingkan dengan kenaikan 2,8% pada bulan Agustus, sementara nilai nonpangan turun 0,2%, membalikkan kenaikan 0,2% pada bulan Agustus.
Di antara barang-barang nonpangan, penurunan nilai daya semakin dalam, dan nilai pariwisata beranjak turun dari naik dengan penurunan tiket pesawat dan akomodasi hotel nan meluas, kata NBS.
REUTERS
Pilihan Editor Profil Benny Laos, Pengusaha nan Tewas dalam Kebakaran Kapal usai Kampanye Cagub Maluku Utara