TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Bank Central Asia Tbk. alias BCA dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. angkat bicara soal deflasi dan rasio kredit macet alias NPL di perbankan.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyebut nomor NPL dari BCA ada di nomor 2,2 persen pada semester I 2024. Angka itu tetap di bawah NPL industri nan ada di kisaran 2,34 persen per Mei 2024.
"NPL BCA juga berada pada level managable," ujar Hera ketika dihubungi pada Rabu, 09 September 2024.
Hera juga menyebutkan, secara umum, kualitas angsuran BCA tetap terjaga baik. Hal ini menurutnya tercermin dari Loan at Risk (LAR) perseroan nan berada di level nan relatif rendah jika dibandingkan dengan industri.
"LAR BCA tercatat sebesar 6,4 persen pada semester I 2024, membaik dibandingkan tahun lampau sebesar 9 persen," ucap Hera.
Hal serupa juga dirasakan oleh Bank Mandiri. VP Head of Macroeconomic & Financial Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, menyebut rasio NPL di industri perbankan tetap terjaga dengan stabil hingga saat ini.
"Sampai saat ini rasio NPL perbankan secara umum tetap terjaga stabil," ucap Dian alias berkawan disapa Diyu tersebut ketika dihubungi pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Iklan
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, juga mengatakan bahwa tren NPL tetap stabil, apalagi menunjukkan penurunan. Ia juga menyebutkan, sektor perbankan tetap mencatatkan pertumbuhan angsuran nan cukup tinggi.
Pertumbuhan angsuran tersebut, menurut Avilia, banyak didukung dari sektor oleh angsuran investasi sebesar 13,1 persen. Kemudian disusul angsuran konsumsi sebesar 10,8 persen dan angsuran modal kerja sebesar 10,75 persen. Meskipun positif, capaian tersebut tetap terhitung melambat.
"Tren ini menunjukkan pelambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Aviliani ketika dihubungi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Di lain sisi, Aviliani juga mencatat ada tren pelambatan dalam pertumbuhan angsuran UMKM. Dari pertumbuhan 5,1 persen year on year (yoy) pada Juli 2024, menjadi hanya 4,3 persen yoy pada Agustus 2024. Ia juga menambahkan soal adanya kenaikan nomor angsuran macet UMKM dimana NPL UMKM naik 4,05 persen yoy pada Agustus 2024.
Pilihan Editor: Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun