Jakarta, CNN Indonesia --
Politikus Partai Demokrat Santoso mengingatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar mengusut dugaan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Victor Daniel Siahaan meminta duit sebesar Rp 12 miliar untuk opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Kementerian Pertanian.
Mantan personil Komisi III DPR RI itu mengatakan dugaan pemberian fee untuk opini WTP sudah banyak terjadi.
"Sudah bukan lagi jadi rahasia umum bahwa hasil WTP itu ada harganya. Lembaga BPK sudah lama jadi perangkat stempel untuk hasil keahlian finansial lembaga negara mulai dari pusat sampai daerah," kata Santoso lewat keterangan tertulis, Kamis (24/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini terjadi lantaran banyak oknum pegawai BPK memanfaatkan posisinya sebagai pemutus baik alias jelek keahlian finansial lembaga negara termasuk BUMN & BUMD di dalamnya," jelasnya.
Santoso juga meminta lembaga tempat Victor bekerja, ialah BPK RI agar meningkatkan pengawasan internal. Hal ini krusial agar tidak ada lagi pegawai nan melakukan praktik tersebut.
"Pimpinan BPK saat ini kudu melakukan terobosan agar lembaga BPK betul-betul objektif dalam menilai keahlian finansial lembaga negara. Sehingga lembaga BPK betul-betul bekerja secara ahli dan mengutamakan menghindari prilaku koruptif lantaran jabatannya itu," jelasnya.
Sebelumnya nama Victor Daniel Siahaan pertama kali muncul dalam sidang dugaan pemerasan dan gratifikasi eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada Mei 2024 lalu. Victor nan menjabat Kepala Subauditorat I.A.2 BPK RI itu disebut-sebut meminta duit untuk WTP Kementan sebesar Rp 12 M.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Sesditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Hermanto nan menjadi saksi dalam sidang lanjutan tersebut.
Jaksa menggali info mengenai proses Opini WTP oleh BPK. Kepada jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),e Hermanto mengonfirmasi sejumlah nama auditor BPK nan melakukan pemeriksaan di Kementan.
"Sebelum kejadian WTP, saksi ada kenal Haerul Saleh? Victor? Orang-orang itu siapa?" tanya Jaksa.
"Kenal, jika Pak Victor itu auditor nan memeriksa kita," jawab Hermanto.
Di hadapan jaksa, Hermanto menceritakan adanya sejumlah temuanBPKpada programfood estate. Hermanto pun tidak membantah dugaan tersebut.
Menurut Hermanto, ada oknum auditor BPK nan meminta duit pelicin Rp 12 miliar agar Kementan mendapat opini WTP.
"Ada. Permintaan itu disampaikan untuk disampaikan kepada ketua untuk nilainya jika enggak salah diminta Rp 12 miliar untuk Kementan," papar Hermanto.
"Iya, (diminta) Rp 12 miliar oleh Pak Victor tadi," ungkap Hermanto.
Namun Hermato menyebut Kementantak menyanggupi Rp 12 miliar.
"Enggak, kita tidak penuhi. Saya dengar mungkin enggak salah sekitar Rp 5 miliar," ujar Hermanto.
(tim/fra)
[Gambas:Video CNN]