Deret Kasus Bunuh Diri Mahasiswa di Lingkungan Kampus

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Rentetan kasus dugaan bunuh diri mahasiswa di lingkungan kampus terjadi dalam sebulan terakhir. Teranyar kasus dugaan bunuh diri terjadi di salah satu universitas di Jakarta.

Belum diketahui motif dan argumen korban memilih area kampus untuk mengakhiri hidup. Saat ini kepolisian tetap terus menyelidiki kasus-kasus tersebut.

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1(Disclaimer Kesehatan Mental. Dok. CNNIndonesia)

Berikut sejumlah kasus dugaan bunuh diri nan terjadi di lingkungan kampus:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Universitas Ciputra Surabaya

Seorang mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya ditemukan meninggal bumi di laman kampus, Rabu (18/9), sekitar pukul 06.00 WIB.

Mahasiswi berinisial SN (20) diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Gedung Universitas Ciputra area Sambikerep, Surabaya. Barang-barang pribadi korban, termasuk tas, handphone, dan laptop, ditemukan tertinggal di lantai tersebut.

Rekaman CCTV nan dicek oleh pihak kepolisian menunjukkan SN masuk ke area kampus menggunakan sepeda motor sebelum naik lift menuju lantai 20 dan menggunakan tangga darurat ke lantai 22.

Di lantai tersebut juga ditemukan sebuah bangku tepat di depan jendela nan diduga menjadi tempat mendiang melompat.

Kapolsek Lakarsantri Kompol M Akhyar mengungkapkan dugaan motif bunuh diri SN mengarah pada masalah asmara, berasas dari rangkaian pesan nan ditemukan.

SN diketahui mengirim pesan pamit kepada pacar dan teman-temannya melalui WA pada malam sebelum kejadian.

"Petunjuk, diketahui korban ini bercintaan dengan pacarnya sudah tujuh bulan. Pada hari Selasa (17/9) pukul 22.00 WIB, korban WA mengatakan pamit serta minta maaf," kata Akhyar, Rabu (18/9).

Humas Universitas Ciputra Erlita Tantri menyebut SN dikenal sebagai pribadi nan baik dan tak pernah terlibat masalah selama hidupnya.

"Almarhumah (SN) dikenal sebagai pribadi nan baik tidak mempunyai masalah akademik," ucap Erlita.

Universitas Kristen Petra

Kasus serupa terjadi di Universitas Kristen Petra alias Petra Christian University (PCU) Surabaya, Selasa (1/10).

Seorang mahasiswa bidang Teknik Mesin berinisial R (23) ditemukan tewas oleh petugas kampus sekitar pukul 10.45 WIB di laman gedung kampus.

Kapolsek Wonocolo Kompol M Soleh mengatakan berasas rekaman CCTV, R tewas lantaran melompat dari lantai 12 gedung kampus.

"Kami sudah cek korban murni bunuh diri dari lantai 12, sudah cek CCTV juga dan belum kami temukan dugaan lainnya selain bunuh diri," ujarnya, Rabu (2/10).

Soleh juga mengatakan ditemukan KTP, dompet, serta ponsel nan rusak di badan korban.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap saksi dari family hingga pihak kampus, polisi mengungkap pemicu R melakukan bunuh diri diduga lantaran mengalami gangguan ilmu jiwa depresi. Korban juga diketahui sempat ditangani oleh psikiater.

"Psikiater menyatakan memang ada depresi semenjak ditinggal kakeknya, itu di tahun 2021," kata Soleh, Sabtu (5/10), dikutip detikJatim.

Sebelumnya terdapat dugaan korban bunuh diri lantaran perundungan alias bullying, namun dibantah oleh Soleh.

"Tidak ada nan menyampaikan ada bullying, tapi jika pernah ada penanganan psikiater itu ada memang, di tahun 2021," ucapnya.

Keterangan dari kakak tingkat R nan enggan disebut namanya juga mengungkapkan bahwa korban sempat menunjukkan gelagat asing beberapa hari sebelum kejadian. Ia mengatakan bahwa R memang dikenal sebagai sosok nan pendiam di kelas.

Public Relation PCU Ajeng Dyah Puspitasari pun menyampaikan berbela sungkawa atas kejadian ini.

"Kami civitas akademika PCU sangat bersungkawa cita atas kejadian ini," ujarnya, Selasa (1/10).

Universitas Tarumanegara

Belum lama ini, seorang mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) berinisial E (18) juga diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 6 kampus, Jumat (4/10). Mahasiswi tersebut ditemukan tewas di pelataran gedung kampus di Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.

Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafiz Gumilang mengaku tetap mendalami motif kejadian.

"(Motif) tetap didalami, pihak sekuriti dan family sudah diperiksa. Keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai tindakan bunuh diri," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (7/10).

Penyelidikan lebih lanjut pun tetap dilakukan untuk mengungkap motif korban, termasuk memeriksa barang-barang milik korban.

Polisi menemukan sebuah sajak berkata Mandarin dalam kitab milik korban nan berangkaian dengan kehidupan, namun tetap bakal didalami kaitannya dengan kematian korban.

"Di kitab korban tidak ada curhatan, ada sajak dalam bahasa Mandarin nan berisi tentang kehidupan," ujar Reza.

Hingga saat ini, polisi belum menemukan indikasi bullying alias perundungan nan diduga memicu kejadian ini.

Kepala Kantor Humas Untar Paula T Anggarina pun membantah dugaan tersebut lantaran korban adalah mahasiswa baru.

"Sejauh ini dari penyelidikan nan dilakukan di internal bahwa info mengenai bullying itu tidak benar. Almarhum adalah mahasiswa baru alias baru semester satu," ucapnya ketika dihubungi.

Paula juga menambahkan bahwa korban sebelumnya melaksanakan aktivitas kuliah seperti biasa. Menurut keterangannya, aktivitas pengenalan kampus pun tidak ada nan mengarah ke tindakan bullying.

Hingga saat ini, polisi tetap terus melakukan penyelidikan lebih lanjut dan telah memeriksa sejumlah saksi.

(arn/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional