Deret Kritik Bobby ke Edy: Jalan Rusak hingga Sumut Nomor 1 Narkoba

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

CNN Indonesia

Kamis, 31 Okt 2024 15:25 WIB

Dalam debat perdana Pilgub Sumut, Bobby Nasution mengkritik Edy Rahmayadi lantaran tidak berkomitmen memberantas peredaran narkoba di Sumut. Calon gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 Bobby Nasution dan Cagub Sumut nomor urut 2 Edy Rahmayadi kerap saling serang dalam pelbagai momen kampanye Pilkada Sumut di depan publik. (CNN Indonesia/Farida)

Jakarta, CNN Indonesia --

Calon gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 Bobby Nasution dan Cagub Sumut nomor urut 2 Edy Rahmayadi kerap saling serang dalam pelbagai momen kampanye Pilkada Sumut di depan publik.

Terbaru, dalam debat perdana Pilgub Sumut, Rabu (30/10) malam, Bobby Nasution mengkritik Edy Rahmayadi lantaran tidak berkomitmen memberantas peredaran narkoba.

Bobby mengatakan keahlian jelek Edy tersebut berkapak pada Sumut menjadi provinsi dengan tingkat pengguna narkoba tertinggi di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Hasan, nan bapak bilang komitmen kepala daerah, saya enggak tahu Pak Hasan kayaknya mengoreksi Pak Edy. Kalau komitmen Gubernur Sumut baik, Sumut enggak ranking 1 di Indonesia," kata Bobby.

Bobby menilai pemahaman persoalan juga krusial untuk memberantas narkoba selain komitmen kepala daerah. Ia menyebut banyak bandar narkoba di Sumut nan beraksi dari Lapas.

"Kami komitmen juga pak, kita tahu bandar-bandar di Sumut banyak di Lapas, kita pengin bandar nan selama ini dibiarkan, kita keluarkan dari Sumut," kata Bobby.

Bobby juga sempat menyindir kondisi pembangunan di Sumatera Utara tak menghasilkan apa-apa meski mempunyai APBD nan cukup tinggi. Hal ini dia utarakan ketika berkampanye di hadapan relawannya Pendukung Sejati (Pasti) Bobby Nasution, 25 November 2024.

Bobby membandingkan kondisi pembangunan di Kota Medan dengan Sumatera Utara. Ia menilai pembangunan di Sumut tak terlihat sama sekali meski mempunyai anggaran wilayah sebesar Rp15 triliun per tahun.

"Ya jika kali 5 tahun menjabat, saya bilang gak usah kalikan Rp 15 triliun lah, kalikan Rp 10 triliun saja, Rp 5 triliun untuk penghasilan ASN. Kali 10 triliun, jika 5 tahun menjabat, berfaedah sudah ada 50 triliun. Masa 50 triliun di Sumut, nggak keliatan apa-apa?," ujarnya.

"Harus kita sampaikan ke masyarakat, itu duit bukan duit gubernur, bukan duit wakil gubernur, tapi duit masyarakat nan dititipkan untuk dibangun oleh gubernur dan wakil gubernur dan jajarannya," tambahnya.

Berlanjut ke laman berikutnya...


Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional