Dilema Warga soal Beach Club: Antara Lapangan Kerja dan Kelangkaan Air

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah penduduk di dekat Pantai Krakal di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta dihadapi dilema usai Raffi Ahmad mundur dari proyek beach club.

Ada penduduk nan berambisi proyek tersebut dilanjutkan pembangunannya hingga beraksi demi lapangan pekerjaan. Di sisi nan lain, ada kekhawatiran tentang berkurangnya kesiapan air.

Supatmi (46), salah seorang penduduk setempat mengaku lebih mau proyek beach club dilanjut hingga beroperasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, Supatmi membuka upaya warung di sebelah selatan calon letak beach club. Dia yakin beach club berpotensi mendatangkan banyak wisatawan.

Di samping usahanya bisa lebih berkembang, penduduk setempat pun bisa mendapat pekerjaan.

"Seumpama diadakan proyek itu kan bisa menyerap tenaga kerja orang sekitar sini, jadi orang kerja enggak kudu ke luar kota," kata Supatmi ditemui di warung kelontongnya, Jumat (14/6).

Supatmi merasa iba jika anak-anak muda di wilayahnya menganggur lantaran ketiadaan mata pencaharian di kampung laman sendiri.

"Seumpama itu dilanjut, senang sekali," sambungnya.

Sejauh ini, penolakan terhadap pembangunan beach club berasal dari kalangan nan cemas bakal akibat jelek terhadap kesiapan air. Namun, Supatmi mengatakan selama ini wilayahnya pun sudah sering mengalami kekeringan.

Dengan kata lain, jika proyek beach club tersebut dihentikan, kekeringan juga pasti bakal terjadi. Tinggal gimana pemerintah wilayah setempat mencari solusi.

Selama ini Supatmi mengandalkan sumur bor guna mengatasi kekurangan air. Di lahannya, pengeboran dibutuhkan hingga kedalaman 16 meter sampai mata air bawah tanah ditemukan dan disedot untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Tapi ya itu (solusi pengeboran) hanya pendapat saya saja. Di sini memang wilayah kekeringan juga, mungkin pemerintah daerah, gimana caranya ada solusinya juga, menurut saya. Tapi itu tergantung pemda sendiri juga," imbuhnya.

Senada, seorang penduduk setempat nan enggan disebutkan identitasnya juga sepakat proyek beach club bakal mendatangkan mata pencaharian buat masyarakat setempat.

"Saya lebih setuju jika diteruskan, lantaran anak-anak nan baru lulus SMA kebanyakan ngelaju ke (Kota) Jogja dan bayarannya enggak seberapa," ungkapnya.

Sementara itu beberapa penduduk mengaku tak tahu menahu soal proyek tersebut. Ada pula nan cemas jika sampai kesulitan memperoleh air. Baik lantaran aspek suasana maupun akibat dari pembangunan beach club ini. Satu di antaranya adalah Tukijo (50).

Tukijo, seorang petani nan tinggal tak jauh di selatan letak beach club mengaku selama ini bisa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan air tanah hasil pengeboran.

"Dulu 25 meter gagal, lantaran sumbat. Terus pindah baru bisa lagi, ya memang kudu ngebor," ucapnya.

Pertanian ubi dan kacang-kacangan miliknya juga bisa memperkuat hingga hari ini lantaran bertumpu pada sawah tadah hujan. Itu pun tak melulu sampai panen, terutama di musim tanam kedua, lantaran musim tandus keburu datang.

"Soal proyek itu saya enggak tahu ya, tapi jika semisal (proyek) berakibat ke air, ya jelas khawatir," katanya.

Beach club nan bakal dibangun di Gunungkidul adalah rencana kerja sama Raffi Ahmad dengan beberapa pihak, salah satunya penanammodal asal Yogyakarta, Arbi Leo.

Peletakan batu pertama telah dilakukan untuk pembangunan proyek nan dinamai "Resort dan Beach Club Bekizart".

Di bawah naungan PT Agung Rans Bersahaja Indonesia (ARBI), beach club tersebut bakal menjadi nan terbesar di Indonesia. Lokasi beach club rencananya berada di Pantai Krakal, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Luas tanah untuk beach club tersebut mencapai 10 hektar.

Nantinya juga bakal tersedia akomodasi lain di Resort dan Beach Club Bekizart seperti, bekizart villa, spa dan yoga, iconic area, ballroom, hotel, bussines centre, kavling area, sampai restoran.

Belakangan, Raffi Ahmad menarik diri dari proyek alias setelah muncul sebuah petisi di change.org berisi penolakan pembangunan beach club tersebut. Raffi Ahmad menyampaikan perihal itu lewat akun IG pribadi @raffinagita1717.

Pembangunan beach club mendapat tentangan, salah satunya dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), nan menyebut proyek tersebut berada di Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu bagian timur.

Di dalam Permen Nomor 17 tahun 2012 turut menyebut Kawasan Bentang Alam Karst adalah area lindung pengetahuan bumi sebagai bagian area lindung nasional. Pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak area bentang alam karst.

WALHI menilai pembangunan wisata milik Raffi itu berpotensi merusak wilayah batuan karst serta daya tampung dan dukung air. Selain itu, WALHI menyebut wilayah KBAK tersebut merupakan area rawan banjir dan amblesan tinggi.

(kum/bmw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional