Dinkes Catat 3.228 Kasus TBC di Surabaya

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Jumat, 17 Mei 2024 20:03 WIB

Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat temuan 3.228 kasus Tuberkulosis (TBC) hasil pemeriksaan terhadap golongan berisiko pada April 2024. Ilustrasi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat temuan 3.228 kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang April 2024. iStock/Reptile8488

Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat temuan 3.228 kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang April 2024.

Kadinkes Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan ribuan kasus itu tercatat berasas info nan dihimpun hasil pemeriksaan terhadap golongan berisiko.

"Penemuan kasus TBC secara awal sebanyak 3.228, dari sasaran perkiraan kasus 16.127 alias 20 persen, Data per 30 april 2024," kata Nanik, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (17/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan kasus tersebut ditemukan setelah pihaknya melakukan pengecekan kepada golongan berisiko. Hal itu dilaksanakan untuk mendeteksi dan meminimalisir penularan di kalangan masyarakat rentan penyakit.

"Skrining secara masif pada pasien HIV, DM (Diabetes Melitus), anak khususnya gizi buruk, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) Pneumonia, Covid-19 dan calon jemaah haji," ucapnya.

Pelaksanaan pemeriksaan TBC ini, kata Nanik, untuk menemukan kasus TBC sejak awal di masyarakat. Sehingga pihaknya bisa segera dapat melakukan penanganan sampai pasien sembuh dan akibat penularan dapat dikendalikan.

Selama pengobatan, para pasien TBC tersebut diharuskan untuk mengonsumsi tiga jenis obat, mulai dari BPAL/M diminum selama enam bulan, STR sembilan bulan dan LTR selama 18 sampai 24 bulan.

"Diperlukan Pengawas Menelan Obat (PMO) dari keluarga dekat ataupun Peer Educator dari mantan pasien TBC nan diberdayakan kembali untuk mendampingi pasien selama pengobatan," ujarnya.

Lebih lanjut, Dinkes Surabaya saat ini tengah melakukan tracing kontak para pasien. Hal itu untuk menemukan awal penyebaran TBC hingga akhirnya menjangkiti penderita.

"Kami juga memberi TPT (Terapi Pencegahan Tuberkulosis) orang nan serumah dengan pasien (TBC), dan memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa susu," tutupnya. 

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional