Direktur Net TV Buka Suara Terkait Mundurnya 7 Jajaran Pimpinan: Demi Kelancaran Akuisisi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hukum PT Net Visi Media Tbk alias NET TV, Ferry, buka bunyi mengenai mundurnya tujuh jejeran dewan dan komisaris perusahaan. Ferry menjelaskan, pengunduran diri jejeran dewan nan diumumkan pada Senin, 7 Oktober lalu, merupakan bagian proses akuisisi penanammodal baru.

Ferry mengungkapkan proses pengunduran dirinya dan sejumlah jejeran ketua Net TV bukan keputusan sepihak. Proses resign menurutnya dilakukan agar keseluruhan transaksi akuisisi dapat melangkah dengan lancar dan baik. “Demi kepentingan perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan perusahaan,” kata Ferry saat Tempo hubungi, Rabu, 9 Oktober 2024.

Tujuh ketua perusahaan NET TV nan mengundurkan diri adalah Deddy Hariyanto selaku Direktur Utama, tiga orang kepala ialah Azuan Syahril, Fendy Nagasaputra, dan Ferry. Selain jejeran direksi, jejeran komisaris juga turut mundur yaitu, Lie Halim (komisaris utama), David Rees (komisaris independen), dan Rachmat Nugroho (komisaris).

PT MD Entertainment Tbk alias FILM milik Manoj Punjabi, berencana mengakuisisi 80,05 persen saham NETV dengan nilai transaksi mencapai Rp1,65 triliun. Aksi korporasi ini bermaksud untuk meningkatkan penjualan serta pengembangan bisnis.

Ferry mengatakan, penguduran dirinya dan jejeran ketua perusahaan lain baru bakal bertindak setelah rangkaian publikasi saham baru bagi penanammodal telah selesai. Rencananya, perihal itu bakal dilakukan pada 28 Oktober 2024 mendatang. ”Demikian pula susunan dewan dan komisaris baru sebagaimana nan telah disetujui dalam RUPSLB kami kemarin,” ujar Ferry.

Iklan

Menurutnya, jejeran komisaris dan dewan pengganti merupakan ketentuan nan telah disepakati berbareng penanammodal baru. Menjelang masuknya penanammodal baru, Sebelumnya, Net TV juga mengumumkan rencana untuk melakukan reverse stock alias langkah penggabungan saham untuk meningkatkan nilai jualnya. Hal itu membikin nilai saham emiten berkode NETV ini bakal berubah, semula Rp100 per saham menjadi Rp200 per saham.

Dalam keterangan resminya, Net TV mengumumkan langkah tersebut diambil untuk memperbaiki keahlian operasional dan finansial perusahaan. Per 30 April 2024, Net TV mempunyai akumulasi kerugian dan defisiensi modal masing-masing sebesar Rp3.523.570.216.575 dan Rp596.585.361.858. Selain itu, perusahaan mengumumkan mempunyai posisi total liabilitas lancar nan melampaui total aset lancarnya ialah sebesar Rp705.497.798.913.

Pilihan editor: Menjelang Lengser, Jokowi Tetapkan KEK Pariwisata dan Kesehatan di Batam Milik Grup Mayapada

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis