TEMPO.CO, Jakarta - Adik presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menanggapi santuy berita dia diduga bermasalah dengan Pemerintah Swiss mengenai perpajakan.
"Itu lagu lama," katanya saat ditemui seusai Diskusi Ekonomi di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 7 Oktober 2024.
Namun dia menolak berkomentar lebih lanjut.
Media Swiss nan banyak melakukan liputan investigasi, Gotham City, pada 11 September 2024, melaporkan bahwa Mahkamah Agung Federal Swiss pada 3 September 2024 disebut memutuskan otoritas di Jenewa berkuasa menyita rekening bank nan dimiliki adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto itu. Langkah ini bermaksud menutup tunggakan pajak Hashim dan istri selama puluhan tahun.
Per April 2024, pemerintah Swis menuding pasangan Hashim dan istrinya, Anie, bersama-sama menanggung utang pajak sebesar US$154 juta alias setara Rp 2,4 triliun.
Rekening itu sendiri diperkirakan berisi nominal dengan total sekitar US$ 500 ribu alias setara Rp 7,8 miliar. Dana nan disimpan dalam rekening tersebut, menurut arsip pengadilan, berasal dari kekayaan pribadi dan family Hashim. Hashim dan istri membuka rekening itu sejak akhir 2001 alias awal 2002.
Iklan
Penyitaan rekening bank nan dibuka Hashim ini merupakan tindakan kedua nan diambil otoritas Jenewa untuk menutup utang pajak petinggi Partai Gerindra itu. Sebelumnya pada April 2024, otoritas Jenewa telah menjual dua vila mewah atas nama Anie di Kota Anières dalam sebuah lelang seharga US$ 14,5 juta alias setara Rp 227,4 miliar.
Awal mula masalah diduga terjadi ketika Hashim dan istrinya meninggalkan Swiss setelah menandatangani penjualan perusahaan minyak senilai $1,9 miliar (Rp29,7 triliun) pada tahun 2006. Otoritas pajak Swiss menuding pasangan itu tidak bayar pajak sebesar Rp2,4 triliun.
Hashim Djojohadikusumo, 70 tahun, adalah anak bungsu mantan menteri di era Orde Baru, Soemitro Djojohadikusumo. Ia mempunyai 3 kakak: Biantiningsih dan Maryani Ekowati, serta Prabowo Subianto.
Selain aktif memimpin grup perusahaan Arsari, dia juga berpolitik dengan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Pilihan Editor Jokowi Perintahkan ASN Pindah ke IKN Januari 2025, Ini Fasilitas nan Mereka Dapat