Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo, SMF: Masih Butuh Data Perumahan yang Akurat

Sedang Trending 4 hari yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) alias SMF, Ananta Wiyogo, menyatakan mengaku siap mendukung program 3 juta rumah pemerintahan Prabowo Subianto. Namun, hingga saat ini dia mengaku tetap terus menunggu info perumahan nan jeli dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

“Pokoknya kita itu menunjang program 3 juta rumah. Ujungnya adalah butuh info perumahan nan akurat,” kata Ananta saat ditemui Tempo di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 19 November 2024.

Ananta mengatakan tetap perlu berjumpa dengan semua stakeholder terkait, terutama Kementerian PKP untuk membahas perincian dari perencanaan 1 juta kediaman di perkotaan dan 2 juta di perdesaan nan sudah direncanakan. Khususnya untuk membahas perincian strata penerima, desil perumahan, hingga jumlah angsuran mikro nan disalurkan.

“Nanti baru terlihat nan bisa di-achieve dari 3 juta itu berapa dengan resource yang ada,” ujarnnya.

SMF merupakan special mission vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan nan mempunyai tugas mendukung program perumahan pemerintah. Ananta mengatakan, sejak 2018 Penyertaan Modal Negara (PMN) nan diterima SMF unik digunakan untuk program penurunan beban fiskal pemerintah dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Mekansime tersebut merupakan program KPR pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Lebih lanjut, Ananta mengatakan SMF menyediakan porsi 25 persen dari total pembiayaan perumahan. Sementara 75 persen sisanya diinjeksi oleh Tapera.

“SMF diberi PMN tapi di-leverage menjadi 25 persen. Untuk itu, kami mengeluarkan surat utang, kami baurkan ke PMN nan kami terima,” ujarnya.

Kombinasi Tapera dan SMF, kata dia, bakal menghasilkan suku kembang kepada bank penyalur KPR sebesar 1,5 persen. Di mana penyalur KPR kudu menyalurkan ke masyarakat berpenghasilan rendah dengan kembang maksimal 5 persen. Sehingga, bank penyalur mendapatkan margin untung sebesar 3,5 persen.

Sejak 2018, Ananta mengatakan SMF telah mendapat PMN unik untuk penyaluran KPR FLPP sebesar Rp9.33 triliun dan ditambah dengan leveraging oleh SMF sebesar Rp16,11 triliun. Sehingga akumulasi biaya nan telah disalurkan untuk KPR FLPP totalnya mencapai Rp25,44 triliun dengan total 688.071 rumah nan dibangun.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengungkapkan anggaran mewujudkan sasaran pembangunan 3 juta rumah bersubsidi di tahun depan defisit Rp 48,4 triliun. Hal ini dia sampaikan dalam rapat koordinasi dengan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta kemarin, Jumat, 15 November 2024.

"Saat ini jumlah anggaran nan tersedia untuk 2025 hanya Rp 5,1 triliun, sedangkan, berasas usulan Satgas Perumahan, kebutuhan biaya pembangunan rumah Rp 53,6 triliun, sehingga ada kebutuhan tambahan anggaran sekitar Rp 48,4 triliun,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi pada Sabtu, 16 November 2024.

Sebelumnya, Wakil Menteri PKP, Fahri Hamzah mengatakan, bakal menyiapkan subsidi perumahan bagi masyarakat dalam program 3 juta rumah. Hal tersebut guna memfasilitasi rakyat nan saat ini bekerja di sektor informal agar bisa mempunyai akses pembiayaan perumahan nan baik.

Hanin Marwah berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis