Eks Menag Lukman Hakim Pimpin Doa Demo di MK: Jangan Bajak Demokrasi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah mahasiswa hingga akademisi kembali melanjutkan tindakan tolak pengesahan RUU Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (22/8).

Hal itu dilakukan oleh mereka usai beraudiensi dengan perwakilan dari MK dan Majelis Kehormatan MK (MKMK).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tindakan itu, Lukman Hakim memimpin angan agar kerakyatan di Indonesia kembali ditegakkan.

"Hanya kerakyatan lah nan dilaksanakan, ditegakkan dengan baik, nan bisa menjamin eksistensi keberadaan bangsa nan tercinta ini," kata Lukman Hakim.

"Maka kepada muslim, saya bakal memimpin angan dan bagi nan berakidah selain Islam bisa menyesuaikan diri sebagaimana niat nan kita tetapkan dalam ketaatan kita," lanjutnya.

Menurutnya, kerakyatan Indonesia kudu dijaga dengan serius. Dia mewanti-wanti agar kerakyatan jangan sampai dibajak.

"Jangan dibajak, jangan dilemahkan, jangan dilumpuhkan, kenapa demokrasi? Karena hanya melalui kerakyatan lah bangsa nan sangat beragam seperti Indonesia ini bisa tetap terjaga dan terpelihara dengan baik," ujarnya.

Dia mengatakan jika kerakyatan tidak ada, maka norma rimba lagi nan berjalan. Dia tak mau norma rimba kembali lantaran menurutnya tidak sehat.

"Sangat tidak sehat dan bakal merendahkan setiap manusia kita. Karena itu kerakyatan kudu dijaga dan untuk jaga kerakyatan kudu alim konstitusi, itu kenapa kita datangi konstitusi sebagai pengawal konstitusi agar konstitusi kita tetap terjaga," tutur dia.

Ratusan masyarakat sipil menggelar tindakan buntut rencana pengesahan RUU Pilkada di depan Gedung Mahakamah Konstitusi (MK), Jakarta.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, masa tindakan mulai berdatangan pukul 10.10 WIB. Massa tindakan itu terdiri dari mahasiswa, seniman hingga akademisi dan pembimbing besar dari beragam kampus.

Mereka datang dengan menggaungkan, "Selamatkan Demokrasi!"

Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk bertuliskan kritik serta seruan mengenai demokrasi.

"Demokrasi di titik nadir" salah satu poster nan dibawa oleh massa aksi. Kemudian, ada juga nan bertuliskan, "Save MK, Jangan Begal Konstitusi."

Mereka sempat beraudiensi dengan MK dan MKMK. Perwakilan dari mereka, seperti Sastrawan Goenawan Mohamad dan akademisi Zainal Arifin Mochtar mengungkapkan apresiasi serta kritik mereka kepada MK.

(yla/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional