Eri-Muji Saling Potong Ucapan di Debat Paslon Tunggal Pilkada Surabaya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Surabaya, CNN Indonesia --

Pasangan calon (paslon) tunggal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji mengalami momen saling pangkas ucapan, ketika debat publik perdana Pilwalkot Surabaya, di Dyandra Convention Center, Rabu (16/10) malam.

Debat perdana itu hanya diikuti paslon Eri-Armuji, lantaran tak ada paslon peserta lain di Pilkada Surabaya 2024. Nantinya, pemilih kudu memilih Eri-Armuji atau kotak kosong di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen saling pangkas antara Eri-Armuji yang merupakan duet petahana itu bermulai saat mereka menjawab pertanyaan masyarakat nan dibacakan moderator tentang keluhan sepinya Pasar Kapasan dan imbasnya pada penurunan pendapatan pedagang.

Merespons pertanyaan itu, Armuji menyatakan pihaknya sudah mengedukasi para pedagang dan merevitalisasi pasar tradisional. Dia memberi contoh di Pasar Turi.

"Contohe Pasar Turi, Pasar Turi itu dulu dikatakan pada saat saya debat di sini (Pilkada 2020) dengan Pak Eri. Dikatakan 'yok opo pemerintah iku, kok Pasar Turi dadi pasar turu' (bagaimana pemerintah itu, kok Pasar Turi jadi pasar tidur). Tapi sekarang ini Pasar Turi dadi (jadi) mal-e Pasar Turi, itu bisa dilihat, buktine sudah terbukti," kata Armuji.

Menurut Armuji, meramaikan dan membangkitkan geliat ekonomi pasar tradisional juga memerlukan tindakan nan bertahap. Misalnya dengan segmentasi khusus.

"Makane pasar-pasar seng onok nggone Suroboyo (makanya pasar-pasar nan ada di Surabaya), sekian ribu pasar," ucap politikus senior PDIP di Surabaya itu.

Tapi di tengah paparan Armuji, Eri tiba-tiba memotongnya. Ia menyebut langkah mengoptimalkan dan meningkatkan kesejahteraan pedagang di pasar tradisional adalah dengan langkah memberikan pelatihan.

"Langsung didandani (diperbaiki) cak yo, langsung didandani, dengan langkah opo cak? Dengan langkah pelatihan, pelatihan gawe (buat) platform, platforme sopo (siapa)? Gawe online," kata Eri yang juga kader PDIP itu.

Menurut Eri, pedagang di pasar tradisional kudu bisa beradaptasi dengan zaman, yakni dengan memanfaatkan teknologi dan internet untuk berjualan.

"Kita sudah ada pelatihan, lantaran mau tidak mau, yo Cak (Armuji) yo, biasanya dulu nan offline sekarang kudu online, mau tidak mau kudu online," ucapnya.

Namun, Armuji tiba-tiba kembali membalas memotong perkataan Eri, dengan menceritakan kondisi pasar dengan kondisi tempat perbelanjaan modern nan juga mulai sunyi pengunjung.

"Sekarang ini, jika era saya dulu, era saya, sebagai pembeli kita itu pilih ke pasar tuku (beli) dilayani. era milenial koyok (seperti) Mas Thoni (Ketua Golkar Surabaya), sekarang mereka datang milih dewe (sendiri)," ujar Armuji kembali.

Menurut Armuji, pola perilaku konsumen juga terus berubah di tiap wakti, tergantung generasinya. Misalnya, Gen Z nan memilih shopping melalui ponselnya.

"Tapi sekarang enggak, Gen Z itu, mereka duduk di rumah, main HP (handphone) peralatan teko (datang). Enggak nggawe duwek (tidak pakai uang), gawe HP gak atek sosok, iyo enggak atek sosok pancen (pakai HP enggak pakai kembalian, iya memang enggak pakai kembalian)," ucapnya.

 Eri kembali memotong penjelasan Armuji tersebut ketika waktu menunjukkan kurang dari 10 detik. Dia menekankan pentingnya training untuk para pedagang agar lebih modern.

"Jadi kita bakal melakukan training untuk platform dan tren-tren produknya. Kita bakal latih semua, kita bakal menjadikannya, matur nuwun (terima kasih)," tutup Eri.

Usai debat, Armuji membantah, dirinya dan Eri saling pangkas ucapan saat menjawab pertanyaan aspirasi masyarakat. Menurutnya apa nan mereka lakukan itu adalah bentuk kolaborasi.

"Enggak lah. Kami saling kolaborasi, enggak ada dipotong-potong," kata Wakil Wali Kota petahana Surabaya itu.

Diketahui duet kader PDIP Eri cahyadi-Armuji diusung seluruh partai alias 18 partai politik nan ada di Surabaya pada Pilwalkot Surabaya 2024. Mereka bakal melawan kotak kosong pada pencoblosan 27 November 2024 nanti.

(frd/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional