TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah menyiapkan pembangunan prasarana dasar di letak kediaman tetap (Huntap) dan kediaman sementara (Huntara) untuk masyarakat terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menyebut kementeriannya juga menyalurkan jasa air bersih dan sanitasi, serta memobilisasi alat-alat berat untuk membuka kembali akses masyarakat.
“Pemerintah bergerak sigap menyiapkan kediaman bagi masyarakat terdampak mengingat kondisi cuaca nan sudah mulai memasuki musim penghujan,” kata Diana saat meninjau letak pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Ahad, 24 November 2024, dikutip dari keterangan tertulis.
Diana menuturkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dua letak Huntara dengan konsep gedung ranga baja. Rencananya, Huntara bakal dibangun di Kreser untuk menampung 355 kepala family (KK) dan di kebun Desa Konga untuk 420 KK.
“Kami bakal menyediakan prasarana dasarnya, air minum, persampahan, jalan, dan sebagainya,” kata Diana.
Selain itu, pemerintah dan masyarakat saat ini tengah melakukan survei untuk menentukan letak pembangunan Huntap. Lokasi nan dipilih, Diana menjelaskan, adalah daerahh dengan kontur datar, struktur tanah alias batuan aman, dekat jalan nasional, serta merupakan pilihan masyarakat. Rencananya, Huntap bakal dibangun untuk 2.700 KK masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Ketika letak sudah ditentukan dan pembangunan dimulai, nantinya Direktorat Jendera Cipta Karya Kementerian PU bakal membangun akomodasi umum dan akomodasi sosial. Mulai dari sarana penyediaan air minum dan sanitasi hingga perbaikan sekolah dan rumah ibadah. Sementara itu, Direktorat Jenderal Bina Marga bakal mendukung akomodasi akses jalan masuk ke letak Huntap.
Diberitakan sebelumnya, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat sejak Ahad, 3 November 2024 pukul 24.00 WITA. Kemudian, pada Senin awal hari, 4 November 2024, gunung tersebut mengalami letusan besar. Statusnya pun dinaikkan menjadi level IV (Awas) pada hari nan sama.
Setelah itu, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi beberapa kali. Teranyar, pada Ahad, 24 November 2024, pukul 09:56 WITA. Menurut info resmi nan dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahad, 24 November 2024, nan dilansir Antara, kolom letusan teramati mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung alias sekitar 2.584 meter di atas permukaan air laut.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat nan tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta visitor nan berada di wilayah tersebut, tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi.
Warga juga diminta untuk menghindari sektor dengan arah Barat Daya hingga Barat Laut sejauh 8 km. Masyarakat nan tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga perlu mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar hujan, terutama pada sungai-sungai nan berhulu di puncak gunung.
Hingga Sabtu, 23 November 2024 pukul 20:00 WITA, tercatat total penduduk nan terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 13.240 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.607 jiwa berada di pos lapangan (poslap) pengungsian nan tersebar di enam lokasi, 7.363 jiwa mengungsi secara berdikari di rumah family alias kerabat. Sejak erupsi pertama kali pada 4 November 2024, jumlah korban meninggal akibat musibah tersebut tercatat ada sembilan orang.
Pilihan Editor: Erupsi Gunung Lewotobi, 22 Penerbangan Rute Internasional Dibatalkan, Ini Rinciannya