Ganjar: Kudatuli PDIP Bisa Dialami Parpol Lain dalam Bentuk Berbeda

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Sabtu, 27 Jul 2024 12:37 WIB

Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo mengatakan PDIP kala peristiwa Kudatuki mengalami serbuan secara bentuk dan tekanan dari penguasa. Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo. (CNN Indonesia/ Tunggul)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menyebut peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 alias nan dikenal dengan "Kudatuli" bukan hanya menjadi peristiwa milik partai politiknya saja.

Menurut Ganjar, tragedi tersebut juga bisa terjadi pada partai lain alias siapapun dalam corak nan mungkin berbeda.

"Buat kami kudatuli bukan peristiwanya PDIP saja tapi ini peristiwa nan bisa mempengaruhi siapapun apalagi dalam corak lain. Ditindas, tidak boleh bersuara, diciptakan ketakutan dan kudu tunduk," ujar Ganjar di instansi DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengatakan PDIP kala itu mengalami serbuan secara bentuk dan tekanan dari penguasa. Kendati demikian, PDIP melawan tekanan-tekanan itu melalui jalur pengadilan hingga kemenangan bisa diraih.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini menyatakan peristiwa Kudatuli bisa terjadi pada partai politik lainnya dalam corak nan berbeda. Hal itu dilakukan agar mereka tidak bersuara.

"Tapi ingat dalam corak lain Kudatuli bisa terjadi pada partai politik apapun di manapun. Mereka tidak berani bicara, mereka seperti dicucuk hidungnya dan mengekor saja. Maka hancurlah demokrasi," kata Ganjar.

Ia mengatakan PDIP telah beberapa kali menyampaikan kepada Komnas HAM agar peristiwa Kudatuli bisa dicatat sebagai pelanggaran HAM berat.

"Itu butuh perjuangan. Sekali lagi ketika kemudian penguasa menolak itu, ya kita berjuang terus-menerus," tuturnya.

Peristiwa "Kudatuli" 27 Juli 1996 ditandai dengan penyerbuan instansi DPP PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta. Peristiwa ini buntut dari dualisme nan terjadi di tubuh partai.

Saat itu, instansi DPP PDI nan dikendalikan oleh pendukung Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum berasas hasil Kongres Surabaya 1993, diserbu oleh golongan pendukung Soerjadi, Ketua Umum berasas hasil Kongres Medan 1996. Soerjadi saat itu digunakan pemerintah Orde Baru untuk mendongkel Megawati.

Berdasarkan catatan awal Amnesty International sebanyak 206 hingga 241 orang ditangkap abdi negara keamanan setelah peristiwa Kudatuli. Lalu sedikitnya 90 orang luka-luka dan antara lima dan tujuh orang dilaporkan meninggal.

(lna/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional