Garuda Indonesia Punya Dirut Baru, Profil Maskapai Penerbangan Pelat Merah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) resmi menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggantikan Irfan Setiaputra. RUPLSB ini berjalan di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Badara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat, 15 November 2024.

Dalam sambutannya, Wamildan Tsani mengatakan bakal mengevaluasi finansial dan operasional Garuda Indonesia secara menyeluruh. Selain itu, dia juga bakal mengakselerasi keahlian perusahaan, ekspansi jaringan, dan meningkatkan kualitas pelayanan. 

“Semua ini bakal memperkuat reputasi Garuda Indonesia sebagai national flag carrier nan makin sehat," kata dia. 

RUPSLB ini dihadiri oleh pemegang 68.582.827.291 lembar sahan alias 74,97 persen dari total keseluruhan pemegang saham Garuda Indonesia untuk menyetujui agenda perubahan susunan pengurus perseroan.  

Sementara itu, Wamildan mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian unik terhadap Garuda Indonesia. "Beliau memberikan pengarahan agar kami dapat melanjutkan proses untuk membawa maskapai nasional menjadi kebanggan kita semua," kata dia.

Sejarah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Sejarah penerbangan sipil Indonesia tidak lepas dari peran besar Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional. Dilansir dari laman garuda-indonesia.com, perjalanan Garuda Indonesia dimulai pada 26 Januari 1949, saat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) meluncurkan jasa penerbangan komersial pertama dengan pesawat berjulukan Indonesian Airways. 

Pesawat tersebut disewakan kepada pemerintah Burma untuk mendukung perjuangan diplomatik Indonesia. Namun, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, Indonesian Airways mengakhiri operasinya, dan seluruh pesawat beserta awaknya kembali ke Tanah Air pada 1950.  

Tidak lama setelah itu, Indonesia mendapatkan kekayaan aset dari pemerintah Hindia Belanda, termasuk maskapai penerbangan KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij-Inter-Insulair Bedrijf). 

Melalui perundingan pada 21 Desember 1949, pemerintah Indonesia berbareng KLM membentuk maskapai nasional nan diberi nama Garuda Indonesian Airways (GIA) oleh Presiden Soekarno. Nama ini terinspirasi dari puisi karangan Sutan Takdir Alisjahbana nan menggambarkan burung Garuda sebagai lambang kebanggaan dan kekuatan.  

Sejarah mencatat penerbangan perdana Garuda Indonesia pada 28 Desember 1949, sehari setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Dua pesawat Dakota (DC-3) terbang dari Bandara Kemayoran, Jakarta, menuju Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno kembali ke ibu kota. Momen ini tidak hanya menandai kembalinya Soekarno ke Jakarta tetapi juga menjadi tonggak awal perjalanan Garuda Indonesia.  

Pada tahun berikutnya, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara dengan armada berisi 38 pesawat, termasuk 22 Dakota DC-3, delapan Catalina kapal terbang, dan delapan Convair 240. Maskapai ini terus berkembang dan mencatat sejarah krusial pada 1956, saat melaksanakan penerbangan pertama ke Mekah untuk membawa jemaah haji Indonesia. 

Sembilan tahun kemudian, Garuda Indonesia sukses membuka rute penerbangan ke Eropa dengan Amsterdam sebagai tujuan utama.  Kini, Garuda Indonesia telah melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh bumi serta beragam letak eksotis di Indonesia.  

Di bawah naungan Garuda Indonesia Group, maskapai ini mengoperasikan lebih dari 200 pesawat, termasuk 144 pesawat nan dikelola langsung oleh Garuda Indonesia dan 58 pesawat oleh Citilink, maskapai berbiaya rendah nan menjadi bagian dari grup tersebut. 

Garuda Indonesia telah menerima beragam penghargaan bergengsi, termasuk The World’s Best Economy Class dari TripAdvisor Travelers’ Choice Awards dan The World’s Best Cabin Crew dari Skytrax selama lima tahun berturut-turut sejak 2014. Di masa pandemi COVID-19, maskapai ini juga diakui sebagai salah satu maskapai dengan protokol kesehatan terbaik di bumi jenis Safe Travel Barometer. 

Selain itu, Garuda Indonesia dinobatkan sebagai maskapai paling tepat waktu dalam ranking 5-Star On Time Performance dari OAG Flightview, lembaga pemeringkatan independen berbasis di Inggris. Maskapai ini juga menerima penghargaan The Best Airline in Indonesia selama empat tahun berturut-turut sejak 2017 hingga 2020.  

MICHELLE GABRIELA  | ADIL AL HASAN

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis