Yogyakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf namalain Gus Ipul menyebut tudingan soal ketua umum organisasinya, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya melanggar AD/ART NU hingga layak dicopot dari jabatannya tidaklah berdasar.
"Kalau semua orang bisa ngomong hanya nuduh-nuduh, percuma. Enggak ada bukti-bukti nan konkrit," katanya saat ditemui di Pondokrejo, Tempel, Sleman, DIY, Rabu (18/12).
Ia justru mempertanyakan dasar tuntutan alias permintaan nan muncul dari Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU (PO & MLB NU) melalui forum Focus Grup Discussion (FGD) Pra MLB NU di salah satu Hotel di Surabaya, Selasa (17/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, Gus Ipul bilang laporan pertanggungjawaban (LPJ) Gus Yahya sebagai ketum PBNU belum saatnya disampaikan. Sosok Menteri Sosial itu menyebut LPJ PBNU era Gus Yahya baru bakal disodorkan saat 'Muktamar NU nan resmi'.
"Ya, dari mana dulu, AD/ART itu kelak nan bicara saat Muktamar. Kan bukan sekarang, bukan forumnya untuk memberikan pertanggungjawaban," kata Ipul.
"Lebih-lebih NU sekarang sudah punya patokan nan lebih rinci, lebih ketat. Misalnya, gini lah. MLB itu bisa, tapi nan menyelenggarakan kudu PBNU. Gitu loh, itu kudu tahu semua itu. Kalau bukan PBNU, tidak sah," sambungnya menegaskan.
Dia pun menuding para penggagas MLB adalah orang-orang nan tak mengerti soal urusan rumah tangga PBNU, lantaran tak memahami persyaratan support sekurang-kurangnya 50 plus 1 pemilik bunyi wilayah (PWNU) dan bagian (PCNU).
"Yang enggak ngerti NU. Enggak ngerti NU. Lah, jika ngerti NU, ya mengerti itu," katanya.
"MLB itu kudu PBNU nan menyelenggarakan. Itu pun atas usulan 50 persen lebih pemilik suara. Jadi, angel-angel," lanjut Gus Ipul.
Gus Ipul menyarankan agar kubu penggagas MLB NU sebaiknya bersabar. Musababnya, kepengurusan PBNU ketua Gus Yahya bakal berhujung lebih kurang dua tahun lagi.
"Wes sudah Muktamar pada saatnya aja. Kurang dua tahun lagi Muktamar. Kalau enggak setuju, ya nantilah Muktamar ada lagi," pungkasnya.
Yakin bentrok tak meluas
Gus Ipul lebih lanjut meyakini bentrok di tubuh organisasinya tak bakal merembet sampai ke level akar rumput. Ia mengklaim, para Nahdliyin memahami siapa 'imam' mereka di tengah guncangan wacana Muktamar Luar Biasa NU.
"Enggak (sampai ke akar rumput), masyarakat NU, jemaah NU sudah tahu persis itu siapa nan kudu diikuti. Sudah ngerti persis, sudah mengerti persis penduduk NU," katanya.
Dia turut memastikan PBNU di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf namalain Gus Yahya tetap solid, mulai dari pengurus bagian hingga pusat.
"Saya pastikan bahwa sekarang NU lagi solid-solidnya gitu," tegas sosok Menteri Sosial RI itu.
Gus Ipul sendiri sangat menyanyangkan wacana MLB NU nan menurutnya hanya bakal merugikan para penggagasnya sendiri. Lagipula, dia percaya jika wacana MLB NU tak bakal pernah sukses dilakukan.
"Enggak ada satu pun nan menginginkan Muktamar di luar Muktamar nan sudah direncanakan dan tidak ada pernah sejarahnya MLB di lingkungan NU berhasil," sambungnya.
Sejumlah orang nan tergabung dalam PO & MLB NU mengembuskan wacana muktamar luar biasa. Mereka menggoyang kepemimpinan Yahya Cholil Staquf namalain Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU.
Melalui FGD Pra MLB NU di salah satu Hotel di Surabaya, Selasa (17/12) kemarin, mereka menyatakan Gus Yahya telah melanggar ADART NU hingga layak dicopot dari jabatannya sebagai ketum PBNU.
Mereka sendiri telah mengevaluasi Kinerja 3 Tahun PBNU Masa Khidmat 2022-2027. PO MLB NU pun mengaku menemukan sejumlah pelanggaran nan dilakukan Gus Yahya dan jajarannya. Salah satunya keberpihakan PBNU dalam tahun politik.
Mereka juga menduga Gus Yahya sudah melakukan pemecatan banyak pengurus wilayah nan tak sesuai prosedur.
Terbaru, PO MLB NU melakukan sowan ke sejumlah ustad sepuh untuk menyampaikan undangan forum Pra-MLB NU lanjutan di Surabaya, Jumat-Sabtu, 20-21 Desember 2024.
Kendati, sejauh ini belum terungkap di mana letak Pra-MLB itu bakal digelar. Begitu juga nama-nama masyayikh dan ustad sepuh NU nan bakal hadir.
(kum/DAL)
[Gambas:Video CNN]