TEMPO.CO, Jakarta - Adik kandung Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan program-program nan dijalankan oleh pemerintahan Presiden Prabowo merupakan cita-cita ayah mereka, Sumitro Djojohadikusumo.
“Saya bersaksi, dia (Prabowo) sudah berulang kali confession, saya bisa jalankan program dari papi (Sumitro Djojohadikusumo). Saya bisa jalankan cita-cita dan angan papi. Kita bisa jalankan,” ujar Hashim dalam aktivitas Dialog Ekonomi Kadin berbareng Pimpinan Dewan Kadin Indonesiadi Menara Kadin, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024.
CEO Arsari Grup itu mengatakan, Prabowo begitu antusias saat dia bisa menjalamkan pemikiran dan program-program nan direncanakan oleh orang tua mereka sejak 50 hingga 60 tahun nan lalu.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menyebut, program nan dijalankan oleh Prabowo adalah program-program nan pro-rakyat. Hal ini, kata Hashim, juga sejalan dengan latar belakang ayah mereka, Sumitro Djojohadikusumo, nan merupakan petinggi Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Menurut Hashim, program pro-rakyat Prabowo ini bisa dilihat dari pidato pertama Prabowo di Gedung Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR). Di sana, Prabowo mengatakan mau menghapus kelaparan dan mengentaskan kemiskinan.
Oleh lantaran itu, kata Hashim, Prabowo membentuk Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan nan dikepalai oleh Budiman Sudjatmiko. “Badan ini diberikan tugas jadi koordinator antara kementerian-kementerian, dari 48 kementerian,” ucapnya.
Hashim mengatakan, salah satu program nan dijalankan Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan ini adalah dengan menyediakan akses kesehatan dan pendidikan nan terjangkau, serta membangun ketahanan pangan.
Iklan
Meski demikian, Hashim mengatakan, program Prabowo juga tidak anti-pengusaha. “Dia (Prabowo) bilang, orang kaya tetap kaya nggak masalah, tapi nan miskin kudu kita angkat dari comberan dan dari jurang,” kata dia.
Hashim menyebut, jika pengusaha dan pemerintah bersinergi mensejahterakan masyarakat miskin, bumi upaya bisa makin untung. Sebab, kata Hashim, jika masyarakat miskin pendapatannya makin besar, maka pengusaha juga bakal menikmati untung lewat konsumsi mereka.
“Mereka (masyarakat miskin) tidak bakal bawa duit lari ke Hong Kong alias Shanghai, alias Jenewa, Switzerland. Tidak. Uang mereka bakal berputar di sini,” ujar Hashim. “Ini suatu simbiosis, suatu sinergi.”
Hashim menegaskan, pro-rakyat dan pro-pengusaha dapat melangkah beriringan tanpa benturan.
Pilihan Editor: Buruh Unjuk Rasa Tuntut Kenaikan Upah 10 Persen dan Pencabutan UU Cipta Kerja hingga Serukan Mogok Nasional