Hashim Sebut Makan Bergizi Gratis Tidak Wajib: Kalau Tidak Mau Makan Boleh Saja

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Hashim Djojohadikusumo, nan merupakan adik kandung dari presiden terpilih Prabowo Subianto, mengatakan program makan bergizi gratis tidak diwajibkan. Menurut Hashim, jika nantinya anak-anak tidak mau menyantap makanan nan disediakan, itu boleh-boleh saja. 

"Pemerintah tidak mau wajibkan anak. Kalau anak nggak mau makan, nggak ada paksaan kok. Kalau orang tuanya nggak mau anaknya makan, ya nggak apa-apa," ujar Hashim dalam pidatonya di agenda Dialog Kebangsaan Forum Masyarakat Indonesia Emas, di APL Tower Central Park, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024. 

Hashim mengatakan, dia menyadari tetap ada beberapa bagian masyarakat nan kukuh menolak adanya program ini. Oleh lantaran itu, Hashim menegaskan, pemerintah tidak bakal mewajibkan program ini untuk diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. 

"Mungkin anak-anak nan nggak setuju itu obesitas mungkin ya. Mungkin terlalu gemuk. Mungkin sudah gemoy ya, ikuti Pak Prabowo," ujarnya. 

Namun, Hashim menyebutkan, di lapangan tetap banyak anak-anak nan memerlukan sarapan. Bahkan dari beberapa kali proyek percontohan alias pilot project makan bergizi cuma-cuma dilakukan, banyak anak-anak nan tidak menghabiskan makanannya lantaran dibawa pulang untuk makan siang. 

Ia menyatakan ada sekitar 41 persen dari total 78 juta anak di Indonesia nan tidak sarapan. Itu artinya sekitar 30 juta anak bangun tiap pagi tidak sarapan sebelum memulai aktivitasnya. Hashim menyebut dia tak sanggup jika tak sarapan. 

Iklan

"Kalau saya tidak makan sarapan pagi, saya 5 jam rapat, rapat, rapat. Terus apa lagi berikan kuliah seperti ini sekarang, mungkin berat," kata Hashim. 

Hashim menekankan kembali pentingnya program makan bergizi cuma-cuma ini. Menurutnya, anak-anak nan ada sekarang, maupun nan bakal lahir nanti, kudu dipastikan mendapatkan gizi nan baik dan terpenuhi. Hal ini dalam rangka memenuhi sasaran Indonesia Emas 2045, di mana anak-anak nan ada sekarang bakal menjadi angkatan kerja.

"Anak-anak nan lahir tahun ini alias tahun depan bakal menjadi angkatan kerja 20 tahun lagi. Maka kita kudu siap dan kita kudu mulai sekarang," ucap Hashim.

Pilihan Editor: PUPR: Lembaga Asal China Berminat Kerja Sama Bangun Proyek Tanggul Laut Raksasa Prabowo

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis