Hasto Dengar Jokowi Ingin Rebut Posisi Ketum PDIP dari Megawati

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mendengar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau mengambil alih posisi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan awak media mengenai maksud dari pernyataan Mega di hadapan para calon kepala wilayah (cakada) nan menyebut ada upaya pengambilalihan PDIP.

"Itu pernah saya sampaikan di dalam beberapa obrolan lantaran ada seorang mantan menteri nan kemudian dihubungi oleh menteri di dalam kabinet bapak Jokowi nan menyatakan kemauan dari bapak Jokowi untuk menduduki posisi Ketua Umum PDI Perjuangan, itu pernah saya sampaikan ke publik," ujar Hasto di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian memandang apa nan terjadi dengan Partai Golkar nan mula-mula juga ada rumor seperti itu, rupanya itu kan terjadi. Maka, apa nan disampaikan ibu Megawati Soekarnoputri adalah benar," sambungnya.

Hasto menegaskan Megawati bukan hanya sekadar Ketua Umum PDIP, melainkan juga putri dari proklamator sekaligus presiden pertama RI ialah Sukarno. Menurutnya, Megawati sudah menjadi bagian dari sejarah panjang bangsa Indonesia.

"Ibu Mega sudah menjadi bagian dari suatu ide, gagasan, cita-cita gimana negara norma dibangun, gimana negara karakter pemimpinnya tidak boleh otoriter," kata Hasto.

"Maka seluruh jejeran partai dengan militansi tinggi, dengan pertaruhan jiwa raga siap bakal memihak ibu Mega dengan seluruh gagasan-gagasannya itu," lanjutnya.

Atas kondisi tersebut, Hasto menegaskan Megawati menyatakan kesediaannya untuk menjadi Ketua Umum PDIP kembali dalam rapat kerja nasional (Rakernas) kelima.

"Apalagi ini menjelang 17 Agustus nan merupakan peringatan bahwa kemerdekaan Indonesia ini membangunkan jiwa-jiwa rakyat Indonesia agar merdeka dan berdaulat untuk tidak bisa ditekan oleh siapa pun nan mencoba menyelewengkan semangat 17 Agustus tersebut," ucap Hasto.

Sebelumnya, Hasto sempat membicarakan upaya pengambilalihan PDIP pada awal April lampau berbarengan dengan agenda bedah kitab "NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971" di area Cikini, Jakarta Pusat.

Hasto mengatakan Presiden Jokowi menugaskan salah seorang menteri kepercayaannya agar Mega menyerahkan bangku Ketua Umum PDIP.

Ia mengatakan menteri dimaksud menghubungi seorang pembimbing besar IPDN Ryaas Rasyid untuk berjumpa Mega.

"Ada seorang menteri ... ini ditugaskan untuk berjumpa Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk bu Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada pak Jokowi," kata Hasto, Selasa, 2 April 2024.

Sementara itu, sebelumnya, Mega dalam pidatonya di hadapan para cakada dari PDIP menegaskan bakal kembali menjadi ketua umum pada Kongres partai 2025 mendatang.

Pernyataan itu dia sampaikan menyusul upaya untuk mengambil alih PDIP.

"Gue mau pensiun ah. Aku sudah punya cicit kan. Lucu banget. Aih tahu-tahu disuruh jadi Ketum tapi enggak nurut. Eh gitu denger ini bakal diambil PDIP, saya mau jadi Ketum lagi Hahahaha. Keren apa enggak? Bener enggak?" kata Mega diiringi sorak para tamu undangan nan datang di instansi DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8).

Belum ada tanggapan dan komentar dari Jokowi maupun istana terkait pernyataan Hasto ini. Namun, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi memihak Presiden RI JokoWidodo (Jokowi) dari dugaan tuduhan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal pengambilalihan partai tersebut.

Budi menegaskan tuduhan itu tidak benar. Pemimpin organisasi relawan Jokowi itu mengatakan Jokowi tak pernah beriktikad mengambil alih PDIP.

"Jangan main nuduh. Ya penguasa itu siapa? Mau nuduh Pak Jokowi? Pak Jokowi enggak mau. Enggak pernah mau," kata Budi Arie saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (14/8).

(ryn/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional