Hitung-hitung PKS Usung Anies Lagi di Pilkada Jakarta 2024

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Meski belum ada keputusan resmi dari majelis pengurus pusat (DPP), PKS disebut-sebut bakal kembali melabuhkan support untuk Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024.

Langkah PKS untuk mendukung Anies lagi di Pilkada DKI dinilai lebih masuk logika daripada membentuk poros baru alias berasosiasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) nan mendukung Ridwan Kamil.

Direktur Arus Survei Indonesia (ASU) Ali Rif'an menilai PKS sekarang mulai identik diasosiasikan dengan Anies. Bahkan, kenaikan bunyi PKS pada Pileg 2024, terutama di DKI juga dianggap lantaran pengaruh ekor jas Anies.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara asosiasi memang selama ini asosiasi PKS ke Anies itu tinggi. Bahkan sebagian menganalisa kenaikan bunyi PKS itu juga variabel coattail effect Anies dalam beberapa momentum elektoral," kata Ali saat dihubungi, Rabu (19/6).

PKS memang tak bisa jauh dari Anies sejak Pilkada DKI 2017. Bersama Gerindra, PKS kala itu mengantarkan Anies menang mengalahkan jagoan dari PDIP dan Demokrat.

Sejak saat itu, identitas Anies dan PKS saling melekat dan kerap disebut-sebut mewakili spektrum politik nan sama. Hubungan keduanya lampau bersambung di Pilpres 2024. PKS merapat berbareng NasDem dan PKB membentuk Koalisi Perubahan.

Kini, PKS sebetulnya sudah jauh lebih dulu menerima usulan untuk kembali mendukung Anies di Pilgub Jakarta 2024 daripada PKB, NasDem, dan PDIP.

Namun, DPP PKS tak kunjung mengambil sikap. Mereka meminta jatah calon wakil gubernur pendamping Anies. Permintaan itu dinilai wajar buat partai peraih bangku terbanyak di DPRD sebesar 18 kursi.

Sebelumnya, PKS juga berkontribusi besar pada pemenangan Anies di DKI saat maju berbareng Sandiaga Uno di 2017. Oleh lantaran itu, kata Ali, sudah waktunya Anies sekarang juga mulai memberikan timbal balik.

"Sudah saatnya Anies juga memberikan timbal kembali ya dengan mengusung kader PKS sebagai wakil," kata Ali.

Opsi pendamping Anies

Peluang Anies untuk maju di periode kedua memang terbuka lebar. Dengan adanya support dari PDIP, PKB, dan NasDem, Anies bakal menguasai 34 persen bangku fraksi partai di DPRD DKI. Rinciannya, PDIP 15 kursi, PKB 10 kursi, dan NasDem 11 kursi.

Sebagai penantang, Anies berkesempatan kuat bakal melawan Ridwan Kamil nan hingga sekarang telah mendapat support Golkar, Gerindra, PAN dengan total 34 bangku fraksi DPRD. Jika dipersentase, angkanya mencapai 32 persen dan telah memenuhi 20 persen syarat periode pemisah pencalonan kepala daerah.

Ali menilai sosok pendamping Anies bakal menjadi variabel krusial jika RK jadi rival tanding. Meski mempunyai ketenaran nan tinggi, Anies dinilai tetap perlu berhati-hati.

Ali berkaca pada Pilkada 2017, saat Anies muncul sebagai penantang dan melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai petahana. Menurut dia, DKI mempunyai jenis demografi nan unik sehingga Anies bisa mengalahkan Ahok.

"Jangan salah, DKI ini unik. Karena Ahok nan begitu kuat bisa kalah dengan Anies saat itu. Tidak menutup kemungkinan jika Anies salah mengambil cawagub misalnya, RK tepat mengambil cawagub, itu pertarungan kompetitif," katanya.

Dia pun menyebut sejumlah nama kader PKS nan dianggap potensial. Mereka antara lain personil Komisi II DPR Mardani Ali Sera, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Namun persoalannya, sekarang bukan hanya PKS nan telah meminta sosok cawagub pendamping Anies. PDIP juga diperkirakan kuat bakal ngotot meminta posisi itu jika resmi mengusung Anies. Wasekjen PDIP Utut Adianto terang-terangan berambisi kader PDIP bisa mendampingi Anies di posisi wakil gubernur.

Sementara, usulan DPW PKB Jakarta agar mendorong Anies dengan Kaesang Pangarep kemungkinan bakal ditolak mentah-mentah oleh DPP.

Pengajar politik FISIP UIN Jakarta, A. Bakir Ihsan, meyakini komunikasi soal sosok cawagub Anies bakal melangkah cair. Meski Mardani Ali Sera dinilai kuat, Bakir menganggap partai-partai pengusung Anies nantinya kudu berpikir pragmatis.

Sebab, mereka pada akhirnya bakal mengukur sosok cawagub Anies dari aspek elektabilitas. Dengan bunyi terbanyak di DKI, posisi tawar PKS kata Bakir memang cukup kuat. Namun, partai pengusung tetap kudu menyadari, pertimbangan untuk menang bisa di atas segalanya.

"Karena pada akhirnya adalah kesempatan untuk menang bakal lebih menjadi skala prioritas daripada kalkulasi posisi cawagub dari kader partai," kata Bakir.

(thr/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional