TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,13 persen di level 7.547,1 pada akhir perdagangan sesi pertama, Rabu, 9 Oktober 2024. Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia mencatat terdapat 269 saham menguat, sementara 311 melemah, dan 262 stagnan.
“Frekuensi trading sebanyak 740.469 kali dan volume trading sebanyak 254,9 juta lot,” tulis tim riset Samuel Sekuritas dalam analisa rutinnya.
Sahan emiten teknologi cloud Era Digital Media (AWAN) menjadi saham nan paling aktif diperdagangkan di sesi pertama hari ini. Frekuensi transaksi mencapai 74.380 kali, disusul BSBK 45.692 kali, dan BDKR 20.483 kali.
Dari segi volume, saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com (BUKA) nan mendapat angin segar di tengah rumor akuisisi oleh e-commerce Tiongkok, Temu. BUKA menjadi nan terbanyak diperdagangkan di sesi pertama hari ini dengan volume perdagangan sebesar 14,9 juta lot, disusul BUMI 10,9 juta, dan GOTO 4 juta.
Selanjutnya, indeks sektor prasarana (IDXINFRA) menjadi indeks sektoral nan menguat paling tinggi di sesi pertama hari ini naik 0,2 persen, disusul indeks sektor finansial (IDXFINANCE) 0,0 persen. Sementara itu, indeks sektor industri dasar (IDXBASIC) menjadi indeks sektoral nan melemah paling dalam di sesi pertama hari ini turun 0,6 persen, disusul indeks sektor daya (IDXENERGY) turun 0,6 persen, dan indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) turun 0,4 persen.
Lima besar top gainer sesi pertama hari ini (berdasarkan persentase kenaikan) antara lain:
JSPT ( naik 24,8 persen ke Rp 3.520 per saham)
SKBM (naik 24,7 persen ke Rp 494 per saham)
LEAD (naik 23,9 persen ke Rp 145 per saham)
BCIC (naik 21,2 persen ke Rp 200 per saham)
Iklan
PPRE (naik 14,4 persen ke Rp 79 per saham)
Sementara itu, lima besar top loser sesi pertama hari ini (berdasarkan persentase penurunan) antara lain:
SAPX (turun 18,5 persen ke Rp 2.190 per saham)
MEJA (turun 9,8 persen ke Rp 202 per saham)
LMPI (turun 8 persen ke Rp 115 per saham)
DSFI (turun 7,6 persen ke Rp 60 per saham)
MSIN (turun 7,1 persen ke Rp 1.370 per saham)
Pilihan Editor: Impor Baja Cina Melonjak 34 Persen, IISIA: Lonceng Kematian Industri Baja Nasional