TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori meyakini ambisi pemerintah menyetop impor beras tahun depan dapat tercapai. Namun, dia mengatakan penghentian pengadaan beras dari luar negeri itu dimungkinkan lantaran pemerintah tahun ini telah mengimpor dalam jumlah besar.
“Enggak impor tahun depan itu realistis. Tapi realistis itu dengan kepastian bahwa tahun ini memang impor kita besar,” ujar Khudori saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Desember 2024.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan info nan Khudori peroleh dari Perum Bulog, perusahaan pelat merah itu tahun ini telah meneken perjanjian impor beras sebanyak 3,75 juta ton. Dari kontak itu, 3,45 juta ton di antaranya telah terealisasi. Angka perjanjian ini lebih besar dari penugasan kuota impor tahun ini, ialah 3,6 juta ton. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini menduga, pemerintah telah menambah penugasan impor beras oleh Bulog.
Di luar impor beras oleh Bulog, ada pihak swasta nan turut mengimpor beras. Beras nan diimpor swasta terutama adalah beras khusus, seperti japonica, basmati, Thai home mali, dan beras patahan. Impor beras-beras ini belum bakal disetop pada tahun depan. Ditambah impor beras nan tak diatur kuota ini, Khudori mengatakan total impor beras tahun ini mencapai 4,6 juta ton. “Gede banget,” ujarnya.
Impor besar-besaran ini dilakukan untuk mencapai sasaran sisa kuota sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2024. Dengan dugaan realisasi impor Bulog sebanyak 3,5 juta ton, Khudori memperkirakan stok akhir 2024 di penyimpanan Bulog mencapai 1,33 juta ton. Stok ini, kata dia, cukup untuk penyaluran support pangan hingga Idul Fitri alias sekitar akhir Maret 2025.
Ditambah stok awal 2024 sebesar 4,1 juta ton, produksi, dan impor, Khudori memperkirakan stok awal 2025 mencapai 7 juta ton. Dengan sasaran produksi pemerintah tahun depan sebesar 32,29 juta ton, stok tahun depan menjadi 39,36 juta ton. Artinya pada akhir tahun depan, ada stok sebesar 8,32 juta ton. “Tanpa impor oleh Bulog, stok ini aman,” ujar penulis kitab Bulog dan Politik Perberasan ini.
Janji impor beras dan sejumlah komoditas lain pada tahun depan belakangan ini nyaring digaungkan oleh pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah bakal menyetop impor beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak.
“Kami meyakini swasembada pangan bakal tercapai sebelum 2027, paling lama 2027,” kata eks Menteri Perdagangan nan berkawan disapa Zuhas ini dalam bertemu pers di Graha Mandiri, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
Zulhas mengatakan, stok beras di masyarakat lebih dari 8 juta ton. Di penyimpanan Perum Bulog, ada 2 juta ton. Ia membidik akhir tahun depan produksi bakal mencapai 32 juta ton, dengan kebutuhan sebesar 31 juta ton. “Kalau tidak ada halangan yang, kejadian nan luar biasa, alias bencanaan alam, insyaallah kelak kita tidak bakal impor lagi,” ujar Zulhas.