Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan menyebut terjadi penurunan impor non-minyak dan gas (migas) selama periode April 2024. Penurunan itu diklaim lantaran turunnya permintaan ekspor.

“Penurunan impor di April ini ditengarai oleh turunnya produksi dan permintaan ekspor, sejalan dengan nomor Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2024 nan ambruk 1,3 poin menjadi 52,9 dari capaian Maret 2024 pada level 54,2,” kata Zulhas melalui keterangan tertulisnya pada Kamis, 17 Mei 2024.

Zulhas menyebut beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia dengan penurunan terdalam secara bulanan pada April 2024 ini, antara lain, jejak alias sisa industri makanan (HS 23) nan turun 42,59 persen, buah-buahan (HS 08) turun 34,55 persen, perangkat optik, fotografi, sinema (HS 90) turun 28,99 persen, serealia (HS 10) turun 27,23 persen, serta tembaga dan peralatan daripadanya (HS 74) turun 25,71 persen (MoM). 

Sementara itu, gula dan kembang gula (HS 17) menunjukkan kenaikan impor terbesar pada April 2024 sebesar 48,64 persen, diikuti garam, belerang, batu dan semen (HS 25) nan naik 43,73 persen, logam mulia, perhiasan alias permata (HS 71) naik 43,26 persen, kain rajutan (HS 60) naik 34,06 persen;,serta filamen buatan (HS 54) naik 21,35 persen (MoM).

Dia mengatakan impor nonmigas Indonesia didominasi dari RRT, Jepang, dan Australia dengan total pangsa 46,40 persen dari total impor non-migas April 2024. Negara utama asal impor dengan penurunan terdalam pada April 2024 adalah Korea Selatan nan turun 42,63 persen, diikuti Thailand nan turun 30,98 persen, Italia nan turun 26,56 persen, Hong Kong nan turun 25,13 persen, dan Oman nan turun 24,56 persen (MoM).

Secara kumulatif, Zulhas menyebut total impor Indonesia selama periode Januari sampai April 2024 sebesar USD 70,95 miliar alias naik tipis 0,93 persen dibanding periode nan sama tahun sebelumnya nan mencapai USD 70,30 miliar. Peningkatan impor periode Januari–April 2024 disebabkan oleh melemahnya impor nonmigas sebesar 0,05 persen dan meningkatnya impor migas sebesar 6,05 persen (YoY).

Iklan

Pengaruh penurunan impor lantaran ekspor turun, Zulhas menyebut Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, dan AS menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada April 2024 sebesar USD 7,85 miliar dengan kontribusi sebesar 42,97 persen terhadap ekspor nonmigas nasional. 

Penurunan di April ini (MoM) terjadi untuk ekspor nonmigas ke Swiss (63,01 persen), Turki (38,73 persen), Hong Kong (38,38 persen), Belgia (33,16 persen), dan Bangladesh (31,21 persen). Di sisi lain, peningkatan keahlian ekspor nonmigas Indonesia terjadi ke sejumlah negara mitra jual beli seperti Meksiko (43,79 persen), Italia (27,21 persen), Federasi Rusia (21,96 persen), Spanyol (11,96 persen), dan Korea Selatan (7,51 persen).

Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia (MoM) malah terjadi ke Amerika Tengah (45,06 persen), Eropa Selatan (15,80 persen), dan Eropa Timur (4,78 persen). Sementara itu, beberapa area tujuan ekspor justru menunjukkan penurunan ekspor nonmigas nan signifikan (MoM), antara lain, Karibia (64,35 persen), Afrika Barat (47,29 persen), Eropa Barat (40,01 persen) Afrika Selatan (30,80 persen), dan Oceania (30,80 persen).

Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang periode Januari–April 2024 mencapai USD 81,92 miliar alias turun sebesar 5,12 persen dibanding periode nan sama tahun lalu. Penurunan ekspor tersebut akibat melemahnya ekspor nonmigas sebesar 5,43 persen dan migas nan turun 0,41 persen (YoY).

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis