TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai pemerintah perlu segera memberikan stimulus kepada masyarakat. Hal ini merespons hasil survei Bank Indonesia (BI) perihal Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan keahlian penjualan satuan nan masing-masing turun 0,9 persen dan 2,5 persen secara bulanan pada September 2024.
Achmad menilai penurunan dua parameter tersebut mengindikasikan adanya tekanan ekonomi nan signifikan. Sehingga, kata dia, dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan konsumsi.
“Padahal daya beli dan konsumsi itu pendorong utama pertumbuhan ekonomi,” kata Achmad kepada Tempo, Kamis, 10 Oktober 2024.
Untuk mengatasi tantangan ini, dia menyarankan pemerintah dapat mengambil sejumlah langkah strategis nan bermaksud meningkatkan daya beli masyarakat dan mengembalikan kepercayaan konsumen. Salah satunya, kata dia, dengan memberikan stimulus fiskal berupa subsidi langsung kepada golongan masyarakat nan paling terdampak.
Selain itu, dia menilai perlu ada kebijakan moneter nan akomodatif dari BI. Salah satunya dengan menurunkan kembali suku kembang untuk mendorong pinjaman dan investasi.
“Di sisi lain, pemerintah perlu menjaga stabilitas nilai dan mengurangi ketidakpastian dengan memperkuat koordinasi antar sektor dan mempercepat proyek-proyek ekonomi strategis,” ujarnya.
Iklan
Menurutnya, kombinasi stimulus fiskal, moneter, dan kebijakan ekonomi nan tepat dapat membantu memperbaiki situasi. Sehingga konsumsi domestik dapat pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebab penurunan IKK dan keahlian penjualan eceran, menurut dia, jadi sinyal awal bahwa ekonomi Indonesia sedang menghadapi tantangan berat. Tanpa intervensi tepat, dia menilai dampaknya bisa menghalang sasaran pertumbuhan ekonomi 5 persen tahun ini.
“Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah kebijakan nan tepat,” ucap Achmad.
Pilihan Editor: Kenapa Sri Mulyani Sebut Deflasi Berbulan-bulan Justru Positif Meski Pengusaha dan Ekonom Cemas?