TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos, tewas dalam kebakaran kapal ketika mengisi BBM di Pelabuhan Regional Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, Sabtu, 12 Oktober 2024. Polisi tetap menyelidiki penyebab kebakaran, nan menewaskan lima orang dan meluka belasan orang itu.
Kepolisian Daerah Maluku Utara meminta masyarakat tidak memperkirakan soal kejadian terbakarnya speedboat nan menewaskan Benny dalam usia 52 tahun itu.
“Kami bakal menggunakan pendekatan scientific crime investigation untuk mencari tahu penyebab kejadian ini. Itulah nan bakal menjadi pedoman kami," kata Kabid Humas Polda Maluku Utara Komisaris Besar Bambang Suharyono dalam konvensi pers pada Minggu 13 Oktober 2024. "Kami berambisi semua komponen masyarakat untuk bersabar dan tidak memperkirakan serta tetap menjaga ketertiban dan keamanan."
Benny adalah pengusaha terkemuka di Maluku Utara. Ia mempunyai sejumlah upaya dari kontraktor bangunan, pengelolaan hutan, tambang sampai kapal. Speedboat Bela 72 nan terbakar adalah salah satu kapalnya.
Memulai usahanya dengan modal menggadaikan kalung emas ibunya untuk mengerjakan proyek konstruksi, upaya Benny dengan sigap berkembang. Kerusuhan etnis di Ambon dan Ternate, sempat membikin dirinya pindah ke Manado. Namun bisnisnya jalan terus dan akhirnya dia mengalihkan pusat kendalinya dengan membuka instansi di Jakarta pada 2009.
Ia masuk dalam Daftar 40 Pengusaha Muda Inspiratif Indonesia (40 Inspirational Indonesia Young Business Leaders) jenis HIPMI tahun 2012.
Karena aktif di HIPMI, KNPI, IMI (Ikatan Motor Indonesia), serta Kadin Maluku Utara maupun pusat, dia banyak berbaur dengan beragam kalangan. Tidak hanya pengusaha, tapi juga birokrat dan politisi. Benny kemudian dipinang sejumlah parpol untuk maju pilkada.
“Ada suatu kemauan di dalam diri saya untuk selalu berupaya agar terjadi pembauran dengan sesama. Dengan teman-teman kita. Saudara-saudara kita. Jadi, di sana saya menemukan ada sebuah refleksi kehidupan. Di situ kita bisa belajar, lampau kita bisa saling mengisi dan saling berbagi. Karena buat saya, apa guna kita punya segalanya jika kita tidak punya sahabat punya sahabat," katanya tentang argumen terjun ke bumi politik seperti ditulis dalam biografinya "Jalan Hidup Benny Laos".
Pada 2017, dia maju pemilihan Bupati Morotai. Pasangan Benny - Asrun Padoma, nan diusung PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, dan Nasdem memperoleh bunyi sebanyak 19.070 alias 49.74%.
Masa jabatannya berhujung pada 2022. Ia kemudian maju Pemilihan Gubernur Maluku Utara berpasangan dengan Sarbin Sehe, diusung koalisi 8 partai antara lain Nasdem, Demokrat, PKB, PAN, dan PPP.
"Dari banyaknya pertimbangan nan membikin kegalauan, namun rasa cinta saya untuk masyarakat Maluku Utara membawa saya berani maju memulai langkah ini. Dengan demikian saya dan istri Sherly Tjoanda sepakat, kami wakafkan diri kami untuk Provinsi Maluku Utara," kata Benny dalam aktivitas syukuran setelah mendaftar ke KPUD Maluku Utara seperti dikutip dari Instagramnya, 31 Agustus 2024.
Meninggalnya Benny, membikin delapan partai koalisi pendukungnya mencalonkan Sherly untuk menggantikan almarhum dalam Pilkada Maluku Utara.
"Hasil rapat diikuti delapan ketua partai koalisi telah sepakat untuk mendorong Sherly Tjoanda, merupakan istri mendiang Benny Laos, menggantikan suaminya sebagai calon gubernur Malut berpasangan dengan Sarbin Sehe," kata Muksin Amrin, Juru Bicara pasangan calon Benny-Sarbin, seperti dikutip Antara, Ahad, 13 Oktober 2024.
Iklan
Ia mengatakan, Sherly diusulkan agar perjuangan mendiang suaminya untuk mensejahterakan masyarakat bisa terwujud. Namun sejauh ini, belum ada pernyataan dari Sherly nan tengah bersungkawa dan menyiapkan pemakaman mendiang suaminya.
Siapa Sherly Tjoanda
Sherly adalah wanita keturunan Ambon nan dinikahi Benny pada 2005. Ketika kerusuhan di Ambon pada 1999, Sherly dan keluarganya pindah ke Denpasar, Bali. Mereka dikenalkan oleh rekanan upaya Benny nan juga tante Sherly.
Sherly kuliah di Jurusan International Business di Universitas Petra, Surabaya. Ia mengikuti program double degree sehingga sempat mengenyam satu tahun di Inholland University, Belanda.
Ketika perusahaan membuka bagian di instansi Jakarta, Sherly mulai membantu suaminya mengelola perusahaan nan diberi nama Bela Gorup, kepanjangan dari nama Benny Laos.
Tentang kecelakaan nan menimpa Benny, Sherly mengatakan bahwa dia sempat melarang suaminya berjamu ke Kabupaten Pulau Taliabu. Alasannya, dia memandang semua prasarana di sana tetap terbatas.
Aksesnya pun tetap sulit. Namun Benny Laos tetap ngotot untuk ke Taliabu. "Saya sudah bilang jangan datang di Taliabu, semuanya terbatas di sana, tapi Bapak (Benny) tetap ngotot mau datang, mau lihat, mau ketemu langsung," kata Sherly dalam video nan diterima Tempo Minggu 13 Oktober 2024.
Sherly juga mengeluhkan akomodasi kesehatan di Kabupaten Pulau Taliabu. Sebabnya penanganan pertama untuk Benny Laos saat kejadian terjadi pada Sabtu 12 Oktober 2024, dinilai tak maksimal lantaran terkendala fasilitas.
Sherly Tjoanda mengatakan, akomodasi kesehatan di Kabupaten Taliabu sangat tidak layak. Obat nan digunakan untuk pertolongan pertama habis. Alat bantu pernapasan dan debar jantung tidak memadai. Ia pun kudu menahan sakit akibat luka bakar selama 24 jam.
“Ini akomodasi kesehatan sangat tidak layak, air port (bandara) tidak ada, alat-alat di rumah sakit tetap terbatas,” kata Sherly.
Budhy Nurgianto berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor Prabowo-Gibran Sowan Jokowi ke Solo Seminggu sebelum Dilantik, Bahas Kabinet?