TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi menyoroti konser Taylor Swift di Singapura nan sudah digelar 2 sampai 9 Maret 2024. Menurut dia, gara-gara konser bintang pop Amerika Serikat itu, terjadi capital outflow bagi Indonesia.
Itung-itungan Jokowi, separuh dari total 360.000 fans Taylor Swift nan menonton konser di Singapura itu adalah penduduk Indonesia.
Dengan nilai tiket nan waktu itu dijual termurah Rp1,2 juta dan termahal Rp13,7 juta, bisa dibayangkan berapa devisa kita tersedot gara-gara 180 ribu WNI terbang ke Singapura untuk nonton Swift beraksi. Itu belum termasuk biaya tiket, hotel dan makan minum di sana.
Ia pun menyebut Indonesia kandas mendatangkan penyanyi kelas bumi seperti Swift karenar uwetnya proses perizinan penyelenggaraan event.
Menurut Jokowi, Indonesia kalah sigap dibandingkan Singapura dalam urusan perizinan penyelenggaraan kegiatan, kemudahan akses, dan pelayanan untuk mendatangkan artis-artis internasional tersebut.
“Kita tahu, nan baru saja diselenggarakan (konser) Taylor Swift di Singapura pada Maret lalu. Diselenggarakan enam hari di Singapura dan Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN nan menyelenggarakan itu,” kata dia dalam peresmian peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event di Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
“Apa nan terjadi jika kita beramai-ramai nontonnya ke Singapura? Itu ada nan namanya capital outflow. Aliran duit dari Indonesia menuju ke Singapura. Kita kehilangan. Kehilangan duit bukan hanya untuk beli tiket, tetapi kehilangan duit Indonesia untuk bayar hotel, makan, untuk transportasi,” ujar Jokowi.
Selain Taylor Swift, Presiden Jokowi menyebut rumitnya proses perizinan menjadi argumen Coldplay hanya menyelenggarakan satu kali konsernya di Indonesia pada November tahun lalu.
Padahal, di negara lain seperti Singapura dan Thailand, band asal Inggris itu tampil hingga beberapa hari lantaran besarnya antusiasme penonton.
“Saya pastikan lebih dari separuh (penontonnya) dari Indonesia, lantaran di sini tiketnya baru 20 menit saja sudah lenyap (terjual), tetapi mau nambah tidak bisa. Kenapa? Saya tanya ke penyelenggara, lantaran memang urusan perizinan kita ruwet,” tutur Jokowi.
"Padahal nan saya dengar kualitas bunyi sound system waktu Coldplay di GBK dengan nan di sana (luar negeri), itu bagus nan di sini. Ini nan kudu kita tepuk tangani. Tetapi (Indonesia) hanya dapat sehari. Inilah nan kudu kita selesaikan," katanya, menambahkan.
Berdasarkan info Travel and Tourism Development Index 2024, ranking Indonesia naik dari 32 menjadi 22. Meskipun begitu, Indonesia tetap tertinggal dibandingkan negara Asia lainnya seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Singapura.
Berikut Daftar 25 Besar Peringkat Travel and Tourism Development Index 2024 (Nama negara, Skor)
Amerika Serikat 5.24
Spanyol 5,18
Japan 5.09
Prancis 5,07
Australia 5,00
Jerman 5,00
Inggris 4,96
Iklan
Cina 4,94
Italia 4,90
Swiss 4,81
Kanada 4,81
Portugal 4,78
Singapura 4,76
Korea Selatan 4,74
Austria 4,65
Belanda 4,64
Denmark 4,63
Uni Emirat Arab 4,62
Swedia 4,7
Finlandia 4,52
Yunani 4,52
Indonesia 4,46
Belgium 4,45
Irlandia 4,44
Selandia Baru 4,41
Pilihan Editor PKS Calonkan Sohibul Iman sebagai Cagub Jakarta, Insinyur Teknik Lulusan Jepang nan Terjun ke Politik