Ini Wilayah yang Menyimpan Potensi Gempa Megathrust dari Samudera Hindia sampai Himalaya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Pro kontra atas pernyataan BMKG bahwa wilayah Indonesia menyimpan potensi gempa Megathrust nan bisa menyebabkan tsunami di sepanjang Samudera Hindia mulai dari Sumatera sampai Bali. Peringatan bakal kemungkinan terjadinya musibah ini dimaksudkan agar pemerintah dan penduduk di sekitar wilayah potensi lebih siaga.

Hal ini tidak bisa dihindari lantaran wilayah Indonesia dan sejumlah negara Asia lain merupakan salah satu area paling rawan musibah gempa bumi besar dan tsunami. Secara geologis wilayah Asia ditandai dengan pergerakan lempeng tektonik aktif di Samudra Pasifik dan Hindia. Salah satu gempa bumi besar nan bisa melanda area ini ialah gempa megathrust.

"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah wilayah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi nan mengakibatkan tsunami. Pemerintah wilayah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasinya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konvensi pers di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2024.

Megathrust merupakan gempa berukuran sangat besar nan terjadi di area subduksi, ialah suatu wilayah dengan salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya, dilansir dari laman Earthquakescanada Pemerintah Kanada.

Kedua lempeng tersebut terus bergerak saling bersenggolan namun menjadi terjebak di tempat mereka bersentuhan, sehingga membikin adanya penumpukan regangan melampaui gesekan antara dua lempeng dan terjadinya gempa megathrust.

Gempa megathrust bisa menyebabkan terjadinya tsunami lantaran adanya aktivitas dorongan besar, menyebabkan pergerakan vertikal besar di dasar laut bergerak memindahkan sejumlah besar air nan menjauh dari aktivitas bawah laut sebagai tsunami.

Wilayah Asia dilewati pergerakan lempeng-lempeng tektonik nan cukup kompleks, seperti tumbukan Lempeng Pasifik dan Filipina dengan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Hal ini lah nan membikin akibat gempa bumi megathrust melanda wilayah Asia. Terdapat beberapa wilayah Asia nan berpotensi dilanda gempa megathrust ini.

1. Samudera Hindia
 

Samudera Hindia merupakan perairan nan luasnya seperlima dari total lautan di dunia. Samudera Hindia menyentuh Asia, Afrika, Australia, dan Antartika.

Di area Samudera Hindia, terdapat area subduksi ialah Sunda megathrust nan merupakan tempat bertemunya Lempeng Indo-Australia menuju ke bawah Lempeng Eurasia sepanjang 5.500 kilometer patahan mulai lepas pantai Myanmar, Sumatra, Jawa dan Bali, berhujung di lepas pantai barat laut Australia.

Zona megathrust ini nan menyebabkan terjadinya gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia nan melanda Aceh pada 2004. Hal ini dipicu oleh guncangan gempa bumi Sumatera–Andaman berkekuatan 9,2 skala richter nan terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 diakibatkan oleh pergeseran pada megathrust Sunda.

Sebagian besar akumulasi dan pelepasan regangan terjadi di sepanjang megathrust Sunda di area subduksi utama, di mana litosfer lempeng Indo-Australia nan bergesekan dengan lempeng Sunda nan berada di atasnya hingga kedalaman 60 km.

Hal ini mengakibatkan perpindahan vertikal dasar laut di perairan dalam diatas palung Sunda di barat daya Kepulauan Nikobar dan lepas pantai Aceh. Pergerakan vertikal ini menciptakan tsunami besar nan menyebar ke seluruh Samudera Hindia, menewaskan lebih dari 230.000 orang, terbanyak di Aceh.

Bagian Sumatra-Andaman dari area tumbukan ini juga membentuk area subduksi pemisah lempeng megathrust ialah palung Sunda-Jawa nan mengakomodasi konvergensi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Sunda, mengutip USGS National Earthquake.

Iklan

2. Palung Nankai, Jepang

Di Jepang terdapat Palung Nankai nan merupakan palung bawah laut sepanjang 800 kilometer membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushuyang. Palung ini mempunyai beberapa segmen megathrust.

Di Jepang pernah dilanda megathrust terbesar dalam 20 tahun terakhir dengan gempa berkekuatan 9,1 Thoku di sepanjang megathrust Palung Jepang. Gempa bumi ini di sepanjang Nankai Megathrust memilik periode ulang gempa besar sekitar 90–200 tahun.

Bahkan, Pemerintah Jepang memperkirakan gempa bumi besar di Palung Nankai bakal menyebabkan kerusakan nan besar, diperkirakan kemungkinan 10 kali lebih besar dibandingkan gempa bumi dan tsunami Thoku 2011.

3. Palung Manila (Laut China Selatan)

Di Laut Cina Selatan terdapat Palung Manila nan kerap menjadi sumber gempa bumi dengan magnitudo mini hingga sedang. Palung Manila mempunyai area subduksi Laut Cina Selatan nan menukik ke timur.

Sepanjang area subduksi ini, kerak samudera Laut Cina Selatan turun ke arah timur di bawah Filipina, Taiwan paling selatan, dan dasar laut. Namun, gempa besar jarang terjadi.

Kurangnya gempa besar dapat mengindikasikan patahan subduksi secara aseismik tergelincir alias mengumpulkan daya regangan ke arah pelepasan nan sigap dapat menimbulkan peristiwa megathrust di masa depan.

4. Kawasan Himalaya

Wilayah Himalaya merupakan tempat lempeng India nan menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Pada 2015 terjadi Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter di Gorkha, Nepal nan merupakan retakan megathrust benua besar pertama di bawah jaringan Sistem Pemosisian Global berkecepatan tinggi (5 hertz).

Pilihan Editor Kabar Terbaru IKN: PBNU Beli Tanah 100 Ha dan Biaya Pemeliharaan Infrastruktur Rp 26 Triliun

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis