Jokowi Berandai Semua Menteri Bikin Sekolah: Ranking Pendidikan Naik

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 11 Jul 2024 17:21 WIB

Presiden Jokowi membayangkan jika semua menteri membangun sekolah berfasilitas komplit maka ranking pendidikan RI bisa melonjak. Jokowi membayangkan jika semua menteri bangun sekolah berfasilitas lengkap. Ia percaya ranking pendidikan RI bisa naik. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membayangkan jika seluruh menteri di Kabinet Indonesia Maju membangun sekolah berfasilitas komplit dan menyasar penduduk menengah ke bawah. Ia percaya perihal itu dapat meningkatkan ranking pendidikan Indonesia secara global.

Harapan itu Jokowi sampaikan saat meresmikan Gedung Jokowi Learning Centre SMA Kebangsaan di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kamis (11/7). Pendiri sekolah tersebut adalah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

"Kalau semua menteri, kemudian dari kita-kita nan mempunyai rezeki nan banyak seperti Pak Hatta [Rajasa], Pak Boy Thohir mendirikan seperti ini sepuluh, sepuluh [sekolah] saja," kata Jokowi dalam video nan diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang lain juga sepuluh. Sepuluh tapi kudu seperti SMA Kebangsaan ini fasilitasnya, pasti ranking kita bakal melompat," imbuhnya.

Jokowi pun menyayangkan ranking pendidikan dan kesehatan Indonesia nan jauh tertinggal di posisi ke-57 dan ke-58 secara global.

Hal itu menurutnya berbeda dengan ranking daya saing Indonesia berasas Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness nan meningkat tujuh level pada posisi ke-27 dari sebelumnya 34.

"Sayangnya dari sisi daya saing, kita meskipun naik sampai 7 level sangat bagus sekali. Tapi untuk pendidikan dan kesehatan tetap di ranking 57, 58," kata dia.

Jokowi pun kembali berpesan agar Indonesia bisa berkembang dan tumbuh lebih tinggi, maka bangsa kudu kompetitif dengan negara-negara lain. Serta kudu bisa memanfaatkan kesempatan sekecil apapun.

Sebab menurutnya saat ini kejuaraan dunia tidak konsentrasi pada negara mini alias negara besar, melainkan negara nan sigap alias lambat dalam memanfaatkan peluang.

"Bukan negara adikuasa mengalahkan negara kecil, ndak. Tapi negara sigap bakal kalahkan negara lambat," pungkasnya

(khr/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional