Jokowi Kembali Minta Maaf saat Kunjungi Pasar

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi kembali menggunakan megafon saat menyampaikan salam perpisahan dan minta maaf, ketika mengunjungi Pasar Delimas Raya, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa, 10 September 2024.

Ini penampilan kedua Presiden menyapa masyarakat dengan megafon dan minta maaf. Aksi itu sebelumnya dia tunjukkan ketika berada di Pasar Soponyono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 6 September 2024.

Berdasarkan keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden nan diterima di Jakarta, Presiden Jokowi nan tiba di Pasar Delimas Raya sekitar pukul 08.50 WIB disambut dengan riuh tepuk tangan dan nyanyian spontan dari masyarakat nan menyenandungkan "Terima kasih...Pak Jokowi."

Ia lampau berkeliling meninjau nilai sejumlah komoditas krusial seperti bawang merah, cabai, dan bahan pokok lainnya.

Di tengah-tengah kunjungannya, Presiden Jokowi berakhir sejenak dan mengeluarkan megafon nan belakangan ini selalu menemani interaksinya dengan rakyat di beragam daerah. Kemudian, Presiden mengucapkan salam kepada penduduk dan pedagang pasar.

"Bapak/ibu sekalian nan saya hormati, selamat pagi," sapanya, memulai sambutan.

Presiden kemudian melaporkan kondisi pasar nan dia tinjau. Menurutnya, nilai sejumlah komoditas cukup baik, mulai dari bawang merah, bawang putih hingga cabe merah.

"Jadi memang produksinya sekarang ini semakin baik, semakin banyak sehingga harganya menjadi turun. Ini sebuah patut kita syukuri bersama," katanya.

Jokowi juga memanfaatkan momen tersebut untuk pamit lantaran jabatannya sebagai Presiden bakal berhujung pada 20 Oktober 2024.

"Yang kedua, pada kesempatan nan baik ini, saya mau pamit. Saya mau pamit lantaran sebulan lagi saya sudah tidak menjabat sebagai Presiden," ucap Jokowi.

Presiden pun menyampaikan permohonan maaf jika ada kebijakan-kebijakan selama masa kepemimpinannya nan mungkin tidak berkenan di hati rakyat.

"Mohon maaf andaikan ada kebijakan-kebijakan nan kurang berkenan di hati bapak/ibu sekalian," tutur Presiden.

Sebelumnya, saat kunjungan kerja ke Kota Surabaya, Jawa Timur, Jokowi juga menyempatkan diri untuk berpamitan menjelang purnatugas dan menyampaikan permohonan maaf kepada penduduk melalui megafon saat meninjau Pasar Soponyono.

"Pamit saja, saya kan 1,5 bulan lagi sudah tidak jabat sebagai presiden, pamit kepada masyarakat," ujar Presiden memberikan keterangan pers usai meninjau pasar Deli Serdang.

Setidaknya Jokowi sudah minta maaf dalam empat kesempatan. nan pertama, dia kemukakan dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024. Acara ini merupakan rangkaian ‘Bulan Kemerdekaan’ HUT RI ke-79.

Iklan

Presiden   menyampaikan permintaan maaf atas kesalahannya selama menjabat. Kepala negara mengingatkan bahwa dia hanya manusia biasa.

"Saya dan Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin mau memohon maaf nan sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai presiden dan sebagai wakil presiden," katanya.

Jokowi mengatakan, bahwa selama menjabat sebagai Presiden, dia menyadari tidak bisa menyenangkan semua pihak. "Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi angan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah Swt," kata Jokowi nan naik ke tampuk kekuasaan sejak 2014.

Pernyataan minta maaf berikutnya, dia ucapkan saat membacakan pidato kenegaraan memperingati Proklamasi Kemerdekaan di depan DPR, 16 Agustus 2024.

"Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin minta maaf. Mohon maaf untuk setiap hati nan mungkin kecewa, untuk setiap angan nan mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita nan mungkin belum bisa tergapai," tutur Jokowi.

Ia menuturkan, sepuluh tahun bukan waktu nan panjang untuk mengurai semua persoalan bangsa Indonesia.

Mantan Gubernur DKI itu menyadari bahwa dirinya merupakan pribadi nan jauh dari kata sempurna. Ia juga mengaku sebagai insan nan tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia nan jauh dari kata istimewa. Menurutnya, sangat mungkin ada nan luput dari pandangannya selama memimpin selama dua dekade.

Namun dia tidak menyinggung tentang langkah anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, bisa maju sebagai cawapres, nan banyak disorot masyarakat.

Gibran, nan belum berumur 40 tahun sebagai syarat maju sebagai kandidat presiden alias wapres, bisa ikut Pemilu setelah Mahkamah Konstitusi nan diketuai adik iparnya Anwar Usman secara kontroversial mengabulkan uji materi Undang-Undang Pemilu soal usia calon presiden dan wakil presiden. 

Jokowi juga banyak disorot lantaran dinilai melanggengkan kekuasaan dengan membangun dinasti politik melalui anaknya, Gibran, nan terpilih sebagai Wali Kota Solo dan kemudian Wakil Presiden. Menantunya, Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan dan bakal maju Pemilihan Gubernur Sumatera Utara.

Anak bungsunya, Kaesang Pangarep, kandas maju Pemilihan Gubernur setelah MK menolak mengubah syarat umur calon kepala daerah. DPR nan mencoba mengesahkan Undang-Undang Pilkada, kandas lantaran tidak kuorum dan akhirnya membatalkan rencana itu menyusul demo penolakan dari masyarakat.

ANTARA | TIM TEMPO

Pilihan Editor 3 dari 5 Anggota Baru BPK nan Disahkan DPR dari Parpol, Ini Profil Mereka

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis