TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kudu berjuang lebih keras lagi memberantas judi online. Meskipun Kominfo telah memutus akses 3,8 juta konten bermuatan gambling online sejak 17 Juli 2023 hingga 9 Oktober 2024, namun jumlah situs gambling daring tak kunjung susut.Terakhir, belasan tenaga kerja Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi (perubahan nama dari Kominfo), malah terlibat mengawal seribu situs gambling online dengan hadiah miliaran rupiah.
Setelah itu, Polres Metro Depok menangkap 5 pemuda nan berprofesi sebagai admin gambling online di rumah kontrakan Jalan Pedati, RT. 04/01 Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin malam, 4 November 2024.
Presiden Prabowo minta Menteri Komdigi, Meutya Hafid, dan Polri melanjutkan upaya pemberantasan gambling online.
Selain merusak mental lantaran bikin kecanduan, gambling online juga ditengarai menyedot potensi ekonomi masyarakat. Temuan terakhir Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa ada golongan masyarakat nan menghabiskan nyaris 70 persen penghasilan untuk gambling online.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam rapat dengar pendapat berbareng Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2024, menjelaskan golongan tersebut adalah masyarakat dengan penghasilan maksimal Rp1 juta rupiah.
“Kalau dulu orang terima Rp1 juta rupiah hanya bakal menggunakan Rp100-200 ribu untuk gambling online, sekarang sudah nyaris Rp900ribu dipakai untuk gambling online. Jadi, kami memandang semakin addict-nya (ketagihannya) masyarakat melakukan gambling online,” kata Ivan.
Data tersebut menjadi bagian pemaparan Ivan mengenai persentase penggunaan biaya untuk gambling online dibandingkan dengan penghasilan pada 2017 sampai dengan 2023.
Ivan mengatakan bahwa info tersebut juga dikonfirmasi dengan info jumlah pelaku gambling online berasas nominal deposit di rekening bank.
“Jumlah terbesar pelaku gambling online di kita itu adalah masyarakat nan melakukan deposit kecil. Jadi, depositnya condong RP100.000 sampai dengan Rp1 juta,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa sekitar 25,15 persen masyarakat mendepositkan uangnya pada kisaran Rp10.000-100.000. Perputaran Dana Judi Online Mencapai Rp283 Triliun Ivan Yustiavandana mengungkapkan bahwa perputaran biaya gambling daring alias online pada tahun 2024 sudah mencapai Rp283 triliun. "Bicara soal transaksi perputaran biaya gambling online, per semester pertama saja sudah menyentuh RP174,56 triliun. Saat ini sudah semester kedua, PPATK memandang sudah sampai Rp283 triliun," kata Ivan. Ivan menyimpulkan bahwa saat ini terdapat peningkatan mengenai perkembangan gambling daring di Indonesia dibandingkan periode sebelumnya. "Perkembangan transaksi juga mengalami peningkatan. Transaksi pada 2024 semester pertama saja sudah melampaui jumlah transaksi pada tengah semester 2023 alias apalagi lebih dari satu tahun penuh tahun 2022. Artinya, ini ada kecenderungan naik sampai 237,48 persen," ujarnya. Ivan menjelaskan bahwa jumlah transaksi gambling daring pada tahun 2023 mencapai Rp327,05 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp104,42 triliun. Menurut Ivan, peningkatan transaksi gambling daring terjadi lantaran ada aspek bandar judi. "Rata-rata bandar gambling online juga melakukan transaksi dengan nomor nan mini sehingga mereka pecah dulu satu rekening bandar, itu bisa angkanya tinggi, dan sekarang dia pecah di nomor kecil-kecil," katanya. Kendati demikian, Kepala PPATK mengatakan bahwa peningkatan transaksi gambling daring juga terjadi lantaran masyarakat dapat bertransaksi dengan nomor nan semakin kecil. "Jadi, jika dulu orang melakukan gambling online transaksi angkanya juta-juta, sekarang hanya dengan Rp10.000 kita sudah memandang setoran untuk gambling online. Itulah nan membikin transaksi semakin masif," kata Ivan.