Kadin: ISF 2024 Momen Industri Tunjukkan Inovasi Transisi Energi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 nan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada 5-6 September 2024, menjadi arena bagi para pelaku industri di Tanah Air untuk menunjukkan hasil penemuan di sektor transisi energi.

Indonesia International Sustainability Forum merupakan sebuah platform untuk mendorong kerjasama dan berbagi praktik terbaik di antara para pemangku kepentingan untuk mewujudkan dekarbonisasi, sehingga pemajuan ekonomi berkepanjangan secara dunia bisa terwujud.

Pada tahun sebelumnya forum tersebut sukses digelar di Jakarta, dengan total partisipan mencapai lebih dari 2.500 orang nan berasal dari 41 negara, lebih dari 100 pembicara dunia di sektor transisi energi, serta penandatanganan delapan kerja sama untuk pemajuan daya bersih.

"Yang pasti forum ini tidak hanya forum diskusi, tapi kelak ada hasil-hasil dan outcome nan konkret, termasuk juga kesempatan untuk para industri kelak bisa showcasing proyek-proyek mereka," kata Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Shinta Kamdani di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024.

Acara obrolan nan mendatangkan beragam pemangku kepentingan di sektor transisi daya dunia itu, menurut Shinta bisa mengakselerasi capaian nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) khususnya di sektor industri, dengan menerapkan hasil buahpikiran dari obrolan tersebut.

Dia mengatakan, industri dalam negeri menjadi kontributor utama dalam pelepasan emisi karbon dioksida (CO2), dan 74 persen gas rumah kaca (GRK).

Iklan

"Emisi sektor industri ini berasal dari penggunaan daya nan menyumbang sekitar 33,9 persen, dan ini menunjukkan bahwa efisiensi daya dan peralihan ke sumber daya nan lebih bersih menjadi kunci dalam upaya pengurangan emisi," kata Shinta.

Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) secara total dari 29 persen alias 835 juta ton CO2 menjadi 32 persen alias 912 juta ton CO2 pada 2030.

Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah berencana menghasilkan listrik sebesar 708 gigawatt, nan mana 96 persennya berasal dari pembangkit listrik daya terbarukan dan 4 persen sisanya dari tenaga nuklir.

Adapun investasi nan dibutuhkan untuk pembangunan pembangkit listrik dan transmisinya itu diperkirakan US$ 1,108 miliar, dengan investasi tambahan sebesar US$ 28,5 miliar sampai 2060.

Pilihan Editor: Daftar Formasi CPNS Kementerian ESDM 2024 untuk Lulusan SMK hingga S2

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis