Kejagung Tetapkan Tom Lembong Tersangka Impor Gula, Beberapa Kali Beda Pendapat dengan Bahlil Soal Hilirisasi dan IKN

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

TEMPO.CO, JakartaKejagung menetapkan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, menjadi tersangka lantaran diduga terlibat pemberian izin importir gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton nan merugikan negara sekitar Rp400 miliar. 

“Saudara TTL diduga memberikan izin impor gula kristal mentah 105 ribu ton kepada PT AP nan kemudian gula kristal mentah tersebut diolah menjadi gula kristal putih,” kata Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Abdul mengatakan, pihaknya telah bekerja dan menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka sesuai prosedur dan tidak ada muatan politisasi. Saat interogator telah menemukan bukti nan utuh mengenai suatu kasus, tidak ada proses pilah-pilih penetapan tersangka. Penyidikan tersebut telah melangkah selama satu tahun sejak Oktober 2023 dengan saksi sebanyak 90 orang. 

Setelah menjadi Mendag, Tom tetap aktif mengikuti dinamika politik di Indonesia. Bahkan, dia juga sempat beberapa kali berbeda pendapat dengan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam menanggapi beberapa rumor dan persoalan di Indonesia sebagai berikut:

Hilirisasi

Tom Lembong mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi lantaran terobsesi pada nikel dan mobil listrik nan membikin sektor lain terbengkalai. Sementara itu, kesempatan kerja di industri nikel, pabrik baterai, dan mobil listrik lebih sedikit. Pasalnya, sektor ini merupakan sektor padat modal, bukan padat karya. 

“Padahal, lapangan kerja nan peluangnya besar adalah sektor jasa, di samping pertanian, perikanan, dan manufaktur,” ujar Tom, pada 6 Desember 2023.

Bahlil menanggapi bahwa pemerintah optimistis hilirisasi bakal meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, dan mendorong kedaulatan negara. Ia pun menampik hilirisasi hanya berfokus di nikel.

"Jadi, pikirannya jangan sempit gitu, loh. Saya kadang-kadang bingung ketika orang berpandangan hilirisasi itu hanya bagian satu produk, seperti ekosistem baterai mobil listrik, itu kan hanya satu bagian saja,” ucap Bahlil, pada 7 Desember 2023.

Baterai lithium ferro-phosphate (LFP) 

Tom Lembong mengkritik kebijakan hilirisasi nikel Presiden Jokowi nan terobsesi pada nikel, tetapi tidak berorientasi pada pasar.

“Pemerintah kemarin memandang nilai nikel bagus, permintaan tinggi lantaran semua baterai mobil listrik pakai nikel,” ujar Tom, pada 6 Desember 2023 lalu.

Menurut Tom, industri bakal mencari bahan baku lain ketika bahan baku nikel mahal dan pasokannya tidak stabil, seperti produksi Tesla, mobil listrik Elon Musk nan beranjak menggunakan baterai LFP. 

Pernyataan Tom tersebut ditanggapi oleh Bahlil nan menilai nikel tetap digunakan produsen untuk membikin baterai kendaraan listrik lantaran kualitasnya lebih baik daripada baterai LFP. Bahlil juga membantah klaim mobil Tesla sudah beranjak sepenuhnya ke LFP.

“Jadi, jangan omon-omon saja. Bahaya ini negara jika dibuat begini,” kata Bahlil, pada 24 Januari 2024.

IKN

Bahlil menyebut Tom, jangan asal bunyi tentang investasi IKN. Sebab, Tom mengatakan investasi di IKN tidak realistis dan menantang pemerintah menjabarkan nilai investasi setiap investor.

"Sahabat saya ini kadang-kadang fatamorgana tingkat tinggi," kata Bahlil, pada 24 Januari 2024.

Bahlil mengatakan, investasi swasta sudah terealisasi, seperti Konsorsium Nusantara nan telah menggelontorkan biaya sekitar Rp 20-25 triliun. Namun, Bahlil mengatakan, rincian investasi dari setiap perusahaan dalam konsorsium tersebut tidak bisa dipublikasikan.

Sebelumnya, Tom Lembong menulis cuitan di akun X, @PakarINTElek, “Saya tantang jika memang betul Agung Sedayu, Marriot, Mayapada, dan lain-lain (investasi), mana angkanya?” 

RACHEL FARAHDIBA R  | DINDA SHABRINA | AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Beberapa Sikap Kritis Tom Lembong Terhadap Pemerintahan Jokowi, Kini Kejagung Tetapkan Jadi Tersangka Impor Gula

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis