Kelompok Dasawisma Pisang di Palembang Sulap TPS Liar Jadi Urban Farming

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

INFO BISNIS – Di tengah dinamika perkotaan nan terus berkembang, urban farming muncul sebagai solusi imajinatif untuk memanfaatkan lahan-lahan terbengkalai, termasuk lahan-lahan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar.

Kini urban farming tidak sekadar menyediakan pangan lokal nan sehat, tetapi juga memberikan potensi ekonomi signifikan bagi masyarakat perkotaan. Hal ini turut dirasakan oleh penduduk di Kelurahan Sungai Pangeran, Palembang, nan sukses menyulap lahan terbengkalai menjadi lahan hijau nan produktif  lewat support program BRI, Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli Bertani di Kota ‘BRInita’.

“Bermula dari TPS liar nan menimbulkan akibat pencemaran lingkungan, menjadi lahan hijau nan merupakan langkah inovatif dan edukatif untuk menciptakan lingkungan lebih hijau dan sehat,” kata Ketua Kelompok Dasawisma Pisang, RT 17 Kelurahan Sungai Pangeran, Yusraenati. 

Dalam program ini, BRI memberikan beragam support akomodasi dan prasarana urban farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang nan berjumlah 16 orang.

Selain support infrastruktur, program BRInita juga memberikan beragam support guna meningkatkan kapabilitas serta kapabilitas golongan Dasawisma Pisang lewat training langkah menanam hidroponik, training budidaya ikan, training pembuatan eco-enzyme (POC), dan lain sebagainya.

“Kami senang bisa mendapatkan training mengenai cara-cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik maupun langkah pembudidayaan ikan lele dengan baik dan kami sudah punya aktivitas positif di sini,” ujar Yusraenati.

Atas inisiatif nan dijalankan secara konsisten oleh Kelompok Dasawisma Pisang, beragam faedah sudah terasa untuk penduduk secara keseluruhan. Mulai dari faedah secara ekonomi hingga kelestarian lingkungan sekitar. Pasalnya, area pemukiman nan sebelumnya letak penimbunan sampah di atas sungai itu sudah lagi tidak berbau sampah dan juga lebih nyaman. Dengan begitu, daya tarik penduduk lokal bakal lingkungan mereka pun semakin meningkat.

Selain itu, produktivitas lingkungan pun semakin bertambah dan memberikan nilai ekologis bagi penduduk Sungai Pangeran. Alhasil, area nan dulu terbengkalai, sekarang sudah menjadi sarana edukasi, rekreasi, serta relaksasi bagi penduduk sekitar.

Manfaat dari program BRInita nan dirasakan oleh penduduk Sungai Pangeran merupakan akibat dari menjalani hidup seimbang dengan alam. Tak hanya itu, perihal tersebut juga menunjukkan gimana menjaga keseimbangan ekosistem dan menggunakan sumber daya alam secara bijak dapat memberikan faedah nan cukup besar.

Iklan

Urban farming nan sudah dijalankan sejak Mei 2023 ini dimulai dengan pembangunan akomodasi BRInita serta pemberian 200 bibit lele untuk dibudidayakan. Kelompok Dasawisma Pisang juga sudah menghasilkan empat kali panen beragam sayuran, empat kali panen ikan lele, dan delapan produk olahan. 

Kelompok Dasawisma Pisang pun telah melakukan panen sayur selama Juni hingga September 2023 sebesar 67,35 kilogram. Sedangkan untuk panen lele, Kelompok Dasawisma Pisang bisa melakukan panen mencapai 35 kilogram. Selain hasil secara ekonomis, program ini juga mendorong peningkatan skill bagi Kelompok Dasawisma Pisang dalam budidaya ikan lele dan hidroponik.

“Kami mengucapkan terima kasih nan sebesar-besarnya kepada BRI melalui BRInita nan telah mendukung kami secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengatakan, program BRInita nan dilaksanakan oleh Kelompok Dasawisma Pisang Palembang sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goal (SDG) nan dirancang untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan nan inklusif dari generasi ke generasi.

Secara langsung, urban farming di Sungai Pangeran menciptakan pertumbuhan ekonomi nan inklusif dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian serta perikanan di lahan sempit perkotaan dan juga menciptakan alur produktivitas, serta konsumsi nan berkepanjangan dari olahan tanaman hidroponik dan budidaya ikan.

Tak hanya itu, berkah kerjasama nan kuat antara Kelompok Dasawisma Pisang dengan BRI Peduli BRInita, pemanfaatan jejak area pembuangan sampah di atas aliran Sungai Pangeran guna mencegah pencemaran lingkungan dan membuka potensi urban farming BRInita nan produktif pun terwujud.

“Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Harapannya program ini secara kontinyu terus melangkah sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat. Kisah inspiratif nan ditunjukkan oleh Kelompok Dasawisma Pisang diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya”, kata Catur. (*)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis