TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membagikan daging kurban Idul Adha 2024 kepada 2.500 orang pegawainya. Daging itu didapat dari 70 ekor sapi dan 104 ekor kambing nan didonasikan oleh para pegawai dan pemangku kebijakan. Adapun sejumlah hewan kurban nan tetap hidup disalurkan kepada sejumlah masjid dan yayasan.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan namalain Zulhas, memimpun penyerahan daging secara simbolis kepada sejumlah mustahik di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 19 Juni 2024. “Saya kira rekor ini ya, 70 ekor sapi dan 104 ekor kambing. Ini mengalahkan Masjid Istiqlal,” ujar Zulhas dalam sambutannya, diikuti tawa para pegawai.
Imam besar Masjid Istiqlal, Jakarta Nasaruddin Umar, sebelumnya mengatakan Masjid Istiqlal telah menerima 57 hewan kurban, terdiri atas 45 ekor sapi dan 12 ekor kambing. Hewan kurban itu di antaranya berasal dari sumbangan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Pertahanan dan juga presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.
Lebih jauh, Zulhas mengatakan, sejumlah 2.500 orang pegawai penerima daging kurban itu baru dihitung dari mereka nan berada di lingkungan Kemendag. Para mustahik itu termasuk petugas keamanan dan kebersihan. Sementara itu, tetap ada penerima daging kurban lain juga di luar Kemendag.
Sapi dan kambing nan didonasikan itu dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Cianjur, Jawa Barat pada Selasa, 18 Juni 2024 kemarin. Zulhas mengatakan, langkah ini sebagai contoh kepada masyarakat. “Kami anjurkan memotong di RPH,” kata Ketua Umum PAN tersebut.
Namun jika pemotongan hewan kurban di luar RPH tetap diberikan area unik nan cukup luas dan tidak dekat perumahan, dia mengatakan tidak masalah. Selain itu, dia mengatakan masyarakat kudu memperhatikan agar pembuangan kotoran dapat dilakukan dengan mudah.
Iklan
Selain itu, Zulhas juga mengatakan pemotong hewan kurban haruslah sudah terlatih. Bila pemotongan dilakukan di perkampunhan dan darahnya memancar ke segala penjuru, dia menilai itu tidak baik.
“Tapi jika dia punya kebun luas, sudah ada kesepakatan dopanggil dokternya, dipanggil nan motong, emggak apa-apa,” kata Zulhas.
HAN REVANDA PUTRA | ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: Alasan Zulhas Usul Naikkan Harga MinyaKita: Nilai Tukar Rupiah Melemah