TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Mayor Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan penyelenggaraan proyek food estate seluas 1 juta hektare di Merauke bakal menggunakan pompa air listrik. Langkah ini diproyeksikan bakal menghemat biaya operasional petani hingga lebih dari 25 persen.
“Dengan suplai listrik andal dari program EA (Electrifying Agriculture) PLN, strategi ini diharapkan memberikan akibat signifikan untuk ketahanan pangan di masyarakat,” kata Ahmad dalam keterangan tertulisnya nan diterima pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Tak hanya itu, program EA PLN ini disebut bisa meningkatkan produktivitas petani di Talaga Sari hingga 50 persen. Ahmad mengatakan kondisi ini sejalan dengan sasaran pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
“Dengan luas satu juta hektare nantinya, maka bisa dibayangkan andaikan menggunakan pompa listrik bakal lebih irit biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar," ujar Ahmad.
Dibandingkan pompa air diesel, kata Ahmad, penggunaan pompa air listrik untuk lahan pertanian bisa menghemat biaya operasional hingga lebih dari Rp 400 ribu per hektare dengan perkiraan pengisian air sebanyak 6 kali dalam 3 bulan. Selain lebih hemat, mengairi lahan menggunakan pompa air listrik juga dinilai lebih efisien waktu.
PT PLN (Persero) bersiap mendukung proyek ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan program Electrifying Agriculture (EA) untuk menyuplai listrik ke lahan percontohan di area Food Estate seluas 1 juta hektar garapan Kementerian Pertanian berbareng TNI di Merauke, Papua Selatan. Dengan sistem pertanian modern, PLN menyebut program ini bisa meningkatkan produksi sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
Selain mendukung kesiapan prasarana kelistrikan, PLN juga memberikan support dua unit pompa listrik berkapasitas 10 kW dan 7,4 kW kepada para petani. Ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendukung kemandirian dan meningkatkan produktivitas para petani.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa program EA adalah penemuan PLN untuk mendukung modernisasi sektor agrikultur di Indonesia dengan memanfaatkan listrik dalam operasionalnya. PLN memastikan penggunaan perangkat pertanian modern berbasis listrik terbukti lebih murah dan efisien.
Iklan
“Lewat program EA ini, sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan ke depannya nan beranjak menggunakan listrik dalam kegiatannya bisa semakin efisien dan produktif. Selain itu, PLN tak hanya menghadirkan listrik tetapi juga membantu konversi perangkat dari mesin berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik,” ujar Darmawan.
Darmawan mengatakan PLN optimistis program EA ini bakal membikin produktivitas para petani semakin meningkat. Menurut dia penggunaan pompa air listrik nan terbukti jauh lebih efisien dibandingkan pompa air diesel bakal sangat membantu para petani ke depan.
“Kami mendorong para petani alias pelaku upaya di sektor agrikultur melakukan penemuan teknologi berbasis listrik agar lebih modern dan membikin produktivitas mereka meningkat signifikan dibanding dengan menggunakan daya fosil," kata Darmawan.
Sementara itu, Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto menyampaikan, untuk mendukung program tersebut, PLN juga telah membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang satu kilometer sirkuit (kms) nan dipasok oleh sistem Merauke. Langkah ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 513 kilowatt (kW) pada lahan percontohan tersebut.
Adi menjelaskan, listrik ini bakal digunakan untuk mengairi sawah di lahan Kampung Telaga Sari. Ke depan, PLN bakal terus berperan-serta aktif dalam menyediakan prasarana ketenagalistrikan untuk mendukung keberlangsungan program ini. "Kami minta setelah listrik masuk, para petani bisa bekerja lebih sigap dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraannya."
Pilihan Editor: Food Estate Merauke Kebanggaan Jokowi dan Prabowo Ternyata belum Punya Amdal, Kok Bisa?