Kemenkes: 88 Kasus Konfirmasi Cacar Monyet di RI dari 2022 hingga 2024

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat total 88 kasus konfirmasi cacar monyet alias Mpox sejak 2022 hingga Agustus 2024. Total kasus konfirmasi itu terbagi dari 1 kasus pada 2022, 73 kasus pada 2023, dan 14 kasus pada 2024.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono menyebut dari total kasus itu, 87 kasus berhujung sembuh dan satu kasus tetap dalam proses pengobatan sejak dikonfirmasi pada Juni lalu.

"Total sejak 2022 hingga 2024 itu ada 88 kasus konfirmasi, kemudian nan sembuh ada 87, dan nan satu sedang proses pengobatan lantaran baru terkena Juni lalu," ujar Yudhi dalam konvensi pers via Zoom pada Minggu (18/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada 2022 itu ada 1 kasus konfirmasi, pada 2023 itu ada 73 kasus konfirmasi, dan 2024 itu ada 14 kasus konfirmasi," lanjutnya.

Yudhi kemudian merinci kasus konfirmasi Mpox di Indonesia itu tersebar di enam Provinsi, ialah DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau.

Kasus konfirmasi terbanyak berada di Jakarta, ialah hingga 59 kasus. Jawa Barat mengikuti dengan 13 kasus, diikuti Banten dengan 9 kasus konfirmasi.

Yogyakarta dan Jawa Timur sama-sama mencatat 3 kasus konfirmasi, sementara Kepulauan Riau telah mencatat satu kasus konfirmasi Mpox.

Catatan itu pun disikapi dengan beberapa langkah penanganan Mpox di Indonesia, termasuk dengan memperketat pintu masuk ke Indonesia. Kemenkes memastikan sejauh ini pemerintah Indonesia tetap mengikuti pengarahan WHO untuk tidak mewajibkan pembatasan pelaku perjalanan.

Namun, pemerintah bakal melakukan penguatan di pintu masuk ke Indonesia. Beberapa di antaranya, ialah mengawasi pelaku perjalanan dari negara terjangkit, identifikasi gejala, hingga komunikasi risiko.

Selain itu, Kemenkes memastikan sejauh ini tidak ada syarat melakukan vaksinasi Mpox bagi pelaku perjalanan.

"Sesuai pengarahan dari WHO bahwa tidak ada tanggungjawab pembatasan pelaku perjalanan, sehingga kami hanya bakal melakukan beberapa penguatan pintu masuk," ujar Yudhi.

"Kami juga mengantisipasi pada orang-orang nan mulai menampakkan gejala, terutama demam lantaran indikasi utamanya demam," lanjutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya resmi menetapkan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) alias Kedaruratan Kesehatan Masyarakat nan Meresahkan Dunia.

Status darurat kesehatan dunia diumumkan WHO pada Rabu (14/8), setelah mengadakan pertemuan dengan para mahir untuk mempelajari pandemi tersebut. Hasil pertemuan itu menjadi rekomendasi kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Hari ini, komite darurat berjumpa dan memberi tahu saya bahwa menurut pandangannya situasi tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat nan menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu," kata Tedros dalam konvensi pers, dikutip AFP.

(mfh/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional