Kemenparekraf Serukan Pelaku Industri Musik untuk Peduli HKI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Manajemen Industri, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Syaifullah, menyerukan agar para musisi dan semua pihak nan ada di industri musik peduli soal Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

“Musikus hanya berbekal talenta kadang tak menyadari bakal kekayaan intelektual. Jadi terakhir ujungnya bisa bersengketa,” katanya usai obrolan soal industri musik dan radio di Kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Agustus 2024.

Syaifullah mengatakan, hak-hak para pekerja musik kudu dilindungi, baik itu soal pembajakan dan juga kewenangan ekonominya. Ia menginginkan Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Komunikasi dan Informatika, bisa mendiskusikan HKI dengan Kemenparekraf dan perwakilan musikus. “Sehingga perkembangan industri musik bisa memberikan faedah bagi semua pihak terutama terhadap pelaku musiknya,” katanya. 

Ia tak menyangkal rentannya pembajakan di industri musik. Kemudian, kata dia, krusial untuk memperdulikan royalti hingga HKI nan kerap kali menimbulkan sengketa. “Walaupun industri musik secara talentanya berkembang dengan sigap dan besar, sehingga banyak banget penyanyi-penyanyi baru nan muncul nyaris tiap hari kali. Tapi dalam tata kelolanya itu sendiri enggak begitu, menurut saya malah tetap belum secepat daripada pengembangan di sisi talenta dan kreativitas,” tutur Syaifullah.

Iklan

Menurut dia, kejadian melesatnya perkembangan industri musik di tengah digital semestinya bisa lebih baik dalam pencatatan hak-hak para musisi. “Terus kemudian lagu-lagu nan diputar di tempat-tempat lain, itu kan juga kudu dicari penyelesaiannya seperti apa. Jadi jangan selalu mengedepankan ego sebagai seniman,” ujarnya. 

Pilihan editor: Koalisi Pangan Bijak Tawarkan Langkah Transformasi Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan