Kemenperin Catat Nilai Ekspor Perhiasan Tembus Rp 62 Triliun

Sedang Trending 2 jam yang lalu

KEMENTERIAN Perindustrian mencatat nilai ekspor perhiasan dan peralatan berbobot Indonesia mencapai US$4,05 miliar alias sekitar Rp 62 triliun sepanjang periode Januari–Juni 2025. Angka ini tumbuh 23 persen dibanding periode nan sama tahun sebelumnya sebesar US$3,29 miliar.

“Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam pembuatan perhiasan, Indonesia bisa melahirkan produk nan tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 13 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Politikus Partai Golkar ini mengatakan capaian tersebut menunjukkan potensi besar industri perhiasan nasional. Ia menilai potensi itu didukung oleh kekayaan budaya, sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta produktivitas tinggi para perajin lokal.

Agus menambahkan, salah satu support Kemenperin dalam memperkuat industri perhiasan, ialah melalui Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025. Ajang tersebut merupakan pameran internasional nan menjadi wadah promosi utama bagi pelaku industri nasional.

Kegiatan tersebut digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) dan merupakan penyelenggaraan ke-28 kalinya. Peserta pameran ini diikuti oleh dari produsen, pemasok bahan baku, hingga calon pembeli, nan berjalan di Surabaya pada 9-12 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengapresiasi APEPI atas konsistensinya menyelenggarakan tiga pameran perhiasan internasional sepanjang 2025, ialah Jakarta International Jewellery Fair (JIJF), Bandung Jewellery Fair (BJF), dan SIJF.

“Pameran ini menjadi sarana krusial dalam memperluas akses pasar dan memperkuat promosi produk perhiasan nasional. Kami berambisi aktivitas seperti ini terus mendorong pertumbuhan industri perhiasan Indonesia,” kata Reni.

Reni menambahkan, pada 2024 pangsa pasar ekspor perhiasan dan peralatan berbobot Indonesia mencapai 2,5 persen, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia. Negara tujuan utama ekspor meliputi Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.

Kinerja positif ini, menurut Reni, sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Untuk memperkuat ekosistem industri, pemerintah meluncurkan Bank Bullion pada Februari 2025. Program ini bermaksud untuk memperkuat likuiditas, mempermudah akses pembiayaan emas, serta mengefisienkan rantai pasok.

“Kemenperin terus mengawal penerapan ekosistem Bank Bullion agar pelaku IKM perhiasan dapat lebih mudah memperoleh bahan baku emas dan menjadi bagian krusial dari rantai industri nasional,” kata Reni.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis