ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Jumat, 21 Jun 2024 21:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Sosial (Kemensos) mempertanyakan pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa nan menyebut 46 persen penerima support sosial (bansos) tidak tepat namalain salah sasaran.
Staf Khusus Mensos Bidang Pengembangan SDM dan Program Kementerian Suhadi Lili mengatakan perlu ditelisik lebih jauh apakah pernyataan Suharso itu kebenaran alias hipotesis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi begini, 46 persen itu kebenaran alias hipotesa? Kalau itu kebenaran tentunya bisa dilacak daftarnya untuk kita tindaklanjuti satu per satu," kata Suhadi di Kantor Kemensos, Cawang, Jakarta, Jumat (21/6).
Suhadi menyinggung soal pusat info Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) nan belum lama ini diluncurkan oleh Bappenas. Menurutnya, info Regsosek juga belum bisa dikatakan lebih baik dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos.
"Misalnya, tidak percaya DTKS dan membikin info sendiri nan diyakini pasti lebih baik untuk hipotesa itu tepat tidak? Itu hipotesa, tetap belum terbukti," tuturnya.
Namun, Suhadi mengatakan DTKS sudah berjalan. Selain itu, info DTKS juga dikumpulkan dengan merujuk pada patokan perundang-undangan.
"Yang terjadi di sini adalah sistem nan sudah berjalan, sudah melalui audit BPKP, BPK, KPK, dan sebagainya. Jadi posisinya beda. Undang-undang ini sudah ketat sekali mengatur. Kalau kami tidak melalui prosedur di sana, salahlah kami, melanggar undang-undang konsekuensinya berat," tutur dia.
Sebelumnya, Suharso mengungkapkan 46 persen penerima bansos tidak tepat namalain salah sasaran.
Angka itu diungkap Suharso dalam Peluncuran Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek): Wujudkan Satu Data Menuju Indonesia Emas 2045 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20/6) dikutip Detikfinance.
"Data nan dievaluasi Bappenas akibat adanya exclusion dan inclusion error itu kira-kira sekitar 40-an persen itu melenceng, (tepatnya) 46 persen tidak tepat," ungkap Suharso.
Ia menjelaskan besarnya jumlah penerima bansos nan salah sasaran lantaran buruknya pendataan. Karena itu, pemerintah merilis Regsosek nan bakal menjadi pedoman info penerima bansos.
(yla/pmg)
[Gambas:Video CNN]