TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sorong 3.000 desa wisata untuk ikut sertifikasi legal nan ditargetkan pemerintah selesai pada 17 Oktober 2024 mendatang.
Staf mahir Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Masruroh menyebut pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi agar lokasi-lokasi wisata di Indonesia di sertifikasi halal,
Kemenparekraf bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), "Enggak semua desa wisata itu bisa, kami kerjasama dengan BPJPH sampai Oktober diharapkan ada 3.000," kata Masruroh di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 8 April 2024.
Masruroh menyebut total desa wisata di Indonesia lebih dari 8.700, nantinya bakal dipilah mana nan masuk kategori ramah muslim.
"Persebaran di semua banyak destinasi. Tapi justru di labuan bajo malah enggak ada sih kayaknya. Persebarannya tetap banyak di daerah," ucapnya.
Kendati demikian, dalam penyelenggaraan wisata tersertifikasi muslim penerapannya tidak dilakukan menakutkan, Masruroh menegaskan desa wisata tersertifikasi legal bukan seperti wisata religi. Menurutnya, itu hanya lebih ke edukasi pengelola, misal makanan dan minuman legal alias non legal pemberitahuan lebih jelas, tempat beragama di letak wisata nan memadai dan lainnya.
Iklan
"Tapi intinya pariwisata legal itu, kita jangan sampai menakutkan, kelak jika kita ribut dengan label wisata legal itu, justru nggak bisa dapat lisensinya sementara fokusnya menghadapi pesaing kan," ujarnya.
Masruroh menyebut negara lain sudah mengembangkan pariwisata muslim. "Ini jangan sampai kitanya sendiri hanya jadi pasar gitu. Jadi kami lebih berkarakter ke penyadaran memberikan awareness kepada pelaku usaha, kepada masyarakat lokal seperti ini dan simpel wisata ramah muslim tidak membebani siapa-siapa sebenarnya," ujarnya.
Dia belum bisa menjelaskan berapa wisata nan sudah tersertifikasi halal. Menurutnya proses administrasinya berada di BPJPH. "Nanti jika lebih pasnya, saya belum pegang data," katanya.
Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia